Sementara pendapat kedua menyatakan waktu ijabah tersebut adalah pada akhir hari Jumat, yakni setelah salat Ashar.
Dalam hadist lain menjelaskan:
يَوْمُ الْجُمُعَةِ اثْنَتَا عَشْرَةَ سَاعَةً لاَ يُوجَدُ فِيهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللهَ شَيْئًا إِلاَّ آتَاهُ إِيَّاهُ فَالْتَمِسُوهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ
‘Pada hari Jum’at terdapat dua belas jam (pada siang hari), di antara waktu itu ada waktu yang tidak ada seorang hamba muslim pun memohon sesuatu kepada Allah melainkan Dia akan mengabulkan permintaannya. Oleh karena itu, carilah ia di akhir waktu setelah ‘Ashar.’(HR. Abu Dawud)
Terlepas dari pendapat itu, kiranya berdoa dan berdzikir tetaplah baik dilakukan kapan saja.
Dzikir sendiri artinya 'mengingat', dalam hal ini mengingat Allah SWT.
Bacaan Dzikir Singkat, Dibaca 100 Kali, Gugur Dosa Walau Sebanyak Buih Lautan
Perintah terkait dzikir, salah satunya, tertuang dalam Al-Quran, yakni Surah Al Ahzab ayat 41.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْراً كَثِيراً
“Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS Al Ahzab: 41).
Ada bacaan dzikir yang singkat tapi bisa mendatangkan manfaat luar biasa, disebutkan dosa akan dihapus meski sebanyak buih lautan.
Caranya adalah membaca kalimat dzikir 'Subhanallahi Wabihamdihi' sebanyak 100 kali.
Hal itu sebagaimana disebutkan dalam hadis berikut ini.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَمَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ خَطَايَاهُ وَلَوْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ