TRIBUNMANADO.CO.ID - Diketahui saat ini pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah melakukan penanganan banjir.
Diketahui Pemprov DKI Jakarta saat ini tengah membuat sumur resapan yang dinilai dapat mencegah terjadinya banjir.
Terkait hal tersebut mendapatkan perhatian publik hingga mempertanyakan keefektivan program itu.
Baca juga: Berita Populer Seleb Hari Ini: PDKT Natasha Wilona dan Kevin Sanjaya, Ayus-Nissa di Pernikahan Ricis
Baca juga: 6 Fakta Kebakaran Tangki Kilang Minyak Pertamina di Cilacap, dari Penyebab hingga Jalanan diblokir
Baca juga: Brittney Dipenjara 4 Tahun Gara-gara Kandungannya Alami Keguguran
Pemprov DKI Jakarta terus melaksanakan program pembangunan sumur resapan yang dinilai dapat mencegah terjadinya banjir.
Meski menimbulkan sejumlah polemik, namun Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria menilai adanya manfaat terhadap pembangunan sumur resapan.
"Tidak ada program-program yang tujuanya hanya menyerap anggaran."
"Semua program yang disusun bersama dengan DPRD dimaksudkan untuk memastikan meningkatkan kinerja program-program yang disusun di DKI Jakarta."
"Disesuaikan dengan RPJMD 2017-2022, jadi efektivitas dari program-program tersebut kita rasakan bersama," katanya dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube Kompas TV, Minggu (14/11/2021).
Ia menambahkan, beberapa manfaat adanya sumur resapan di DKI Jakarta.
"Dalam dua tahun ini program sumur resapan memberikan manfaat terhadap pengurangan genangan dan mengurangi potensi banjir," tutur Ahmad Riza.
Diketahui, salah satu titik pembangunan sumur resapan berada di sekitar kawasan Banjir Kanal Timur atau BKT Jakarta Timur.
Adapun beberapa titik sumur resapan masih dalam proses pembangunan.
Sementara itu, anggota DPRD DKI Jakarta dari fraksi PDI Perjuangan, Gilbert Simanjuntak, menilai jumlah sumur resapan di DKI Jakarta yang masih jauh dari target.
PDI Perjuangan mengklaim, Pemprov DKI baru menyelesaikan 16 persen dari target sumur resapan sebanyak 40 ribu titik.
"Saya lihat target 40 ribu, baru tercapai sekitar 15-16 persen," ucap Gilbert.
Ia menambahkan, bukan hanya jumlahnya, namun juga lokasinya yang dinilai kurang strategis.
"Tetapi yang menjadi masalah bukan hanya jumlahnya saja, lokasi untuk sumur resapan ini juga kurang pas kalau kita perhatikan, di atas bahu jalan," imbuhnya.
Tanggapan Sekda DKI Jakarta Terkait Sumur Resapan Anies yang Dikritik
Diberitakan Tribunnews.com sebelumya, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi DKI Jakarta Marullah Matali memberi pembelaan terhadap kritik yang menyasar pembuatan sumur resapan di jalur pedestrian atau trotoar.
Ia menyatakan, sumur resapan yang dibangun di atas trotoar sebenarnya sangat efektif untuk mengatasi genangan pada ruas jalan.
"Sebenarnya efektif, efektif di beberapa tempat sudah jalan, efektif sekali," kata Marullah di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Rabu (10/11/2021).
Pasalnya, sumur resapan tersebut dibuat dengan membuat lubang-lubang cukup dalam pada bagian tengah trotoar.
Sementara lubang untuk jalur air masuk dibuat pada pinggiran trotoar sisi sebelah ruas jalan.
Sehingga, ketika genangan terjadi, air di ruas jalan bisa langsung mengalir masuk ke dalam sumur resapan lewat lubang kecil tersebut.
"Kita juga lihat ada beberapa yang masih dalam taraf pembangunan yang belum selesai, kita selesaikan," kata dia.
Sebelumnya, mantan politikus Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean mengkritik pembuatan sumur resapan yang dilakukan Pemprov DKI.
Menurutnya, sumur resapan tak akan mampu menyelesaikan masalah banjir di ibu kota.
Sebab tanah di Jakarta kata dia, sudah tak lagi maksimal menyerap air.
Ferdinand juga menyoroti pembuatan sumur resapan dengan cara membongkar trotoar yang sudah rapi.
Padahal katanya, trotoar - trotoar tersebut dibuat dengan biaya tinggi.
"Proyek tanpa akal di Jakarta. Sumur respaan dibuat di atas trotoar. Padahal proyek trotoar dulu sudah menghabiskan banyak anggaran. Sekarang dihancurin lagi untuk bikin sumur resapan yang posisinya lebih tinggi dari permukaan jalan," kata Ferdinand dalam cuitannya di sosial media Twitter, beberapa waktu lalu.
Warga Kritik Pembuatan Sumur Resapan Tidak Efektif
Pemprov DKI Jakarta menggeber pembuatan ratusan sumur serapan sebagai salah satu solusi banjir di ibu kota.
Namun, sejumlah sumur serapan itu justru dibangun di atas trotoar jalan, seperti di di sepanjang Jalan Raden Said Soekanto, Duren Sawit, Jakarta Timur.
Sejumlah warga menilai pembangunan sumur resapan di atas trotoar ini tidak efektif.
Seorang pengendara motor bernama Umar mengatakan, pembangunan sumur resapan di atas trotoar menimbulkan kemacetan di Jalan Raden Said Soekanto.
"Saya kan setiap hari lewat sini, ngeganggu jalan, bikin macet," kata umar pada Kamis (11/11/2021), sore.
Umar menilai, penanganan banjir dengan membuat sumur resapan tidak efektif, karena sudah ada Kanal Banjir Timur (KBT) yang memiliki lebar yang lebih luas.
Lebih lanjut, kata Umar, Pemprov DKI Jakarta bersama pemerintah kota administrasi setempat lebih menaruh perhatian pada saluran-saluran air.
"Kalau mau mengatasi banjir, kan ada KBT, enggak usah pakai sumur resapan. Perbaiki saja saluran-saluran airnya, enggak perlu bikin sumur resapan. Mengganggu. Sayang juga trotoarnya rusak," imbuh Umar.
Senada juga disampaikan, Ketua Forum Warga Jakarta (Fakta), Azas Tigor Nainggolan.
Ia menilai, pembangunan sumur resapan di atas trotoar di sepanjang jalan Raden Said Soekanto, Duren Sawit, Jakarta Timur, tidak efektif.
Tigor mengatakan, pembangunan sumur resapan di atas trotoar kurang pas.
Dikarenakan, letak trotoar lebih tinggi dibanding jalan raya.
Selain itu, sumur resapan dibangun di samping Kanal Banjir Timur (KBT).
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS/Danang Triatmojo, WartakotaLive.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com, https://www.tribunnews.com/metropolitan/2021/11/14/soal-pembangunan-sumur-resapan-wagub-dki-jakarta-efektif-mengurangi-potensi-banjir-genangan-air?page=all