Hari ini, nama warga Dusun Sukomulyo, Desa Gadungan, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, tersebut kembali menjadi pembicaraan.
Namun, kali ini nama Mbah Arjo dibicarakan seiring dengan kabar duka yang menyertainya.
Mbah Arjo, sang kakek tertua di Indonesia tersebut meninggal dunia pada Selasa (21/5/2019) malam.
Mbah Arjo Suwito, manusia tertua di Indonesia asal Dusun Sukomulyo, Desa Gadungan, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar. (Surya/Imam Taufiq)
Sebelumnya ia sempat dirawat di RSUD Mardi Waluyo, Wlingi, sejak Jumat (17/5/2019) malam lalu, karena merasa badannya agak lemas.
Jasad kakek yang usianya diklaim berusia 193 tahun itu, dimakamkan di TPU Sukomulyo, Desa Gadungan, Kecamatan Gandusari, Rabu (22/5/2019) siang.
Atas wasiat almarhum, saat mayatnya dimasukkan ke liang lahat, dibunyikan petasan.
"Kalau wasiatnya saat masih gerah di rumah sakit, mbah Arjo minta agat saat mayatnya diangkat dari rumah duka, untuk dibawa ke makam, agar dibunyikan petasan dua. Itu juga kami turuti," kata Widodo, Kades Gadungan.
Tak hanya itu, mbah Arjo juga berwasiat, agar saat jasadnya dimasukkan liang lahat, juga disambut dengan dua suara petasan.
"Semua wasiatnya, sudah kami realisasikan semua. Sebab, beliau itu orang baik, sabar dan sesepuh kita. Hidupnya hanya menjalani kesabaran dengan tinggal jauh dari keramaian," ungkapnya.
Menurut Widodo, mbah Arjo itu orang tertua di Indonesia. Berdasarkan catatan di buku desa, mbah Arjo tercatat lahir pada 1825.
Sebelum tinggal di lereng Gunung Kelud, tepatnya di Gunung Gedang, mbah Arjo menjadi oengembara.
Ia baru tinggal di tengah hutan, atau di lereng Gunung Kelud dan membuat rumah sederhana pada tahun 1990-an.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ia tak bingung karena mendapatkan gaji dari pemerintah sebagai juru kunci Candi Branjang, yang berada satu komplek dengan tempat tinggalnya.