"Saya beritahu tempat wudhu dan sebagainya. Saya melakukannya setiap hari Jumat, Sabtu dan Minggu. Hari biasa itu saya harus sekolah," papar Raja.
Raja menegaskan, sikapnya yang rendah hati dan tetap menyambut tamu meski kaya raya ini tak menuai banyak komentar dari orangtuanya.
"Mereka gak banyak komentar, cuma mendukung aja. Saya gak cuma beresin sandal aja, ojek payung dan dagang kresek juga. Bersihin bis juga. Dari situ saya gak pernah meminta uang saku," imbuh Raja.
Tak mengandalkan harta kekayaan, Raja menyatakan, ia ingin mandiri sedari muda karena teringat beberapa cerita orang lain.
"Saya mendengar cerita dari orang lain karena ada perkataan 'uang itu gak selamanya ada' dan 'harta gak bakal dibawa ke akhirat', dari situ saya ingin mencari uang sendiri," beber Raja.
Sering Dibully
Meski terlahir kaya raya, Raja tak menampik ia kerap kali mendapatkan perundungan dari teman-temannya.
"Bukan satu atau dua, dari pergaulan juga sama. Jadi misalnya kalau saya mau main, mereka bilang 'aduh maaf bro kita gak bisa main sama kamu karena kamu orang kaya'," terang Raja.
Raja menegaskan, jika memang ada teman yang ingin bermain bersamanya maka ia harus membawa barang atau hal yang diinginkan.
"Misalnya bawa uang, jadi kayak dimanfaatin gitu. Gak ada yang mengejek aku karena hidup sederhana tetapi justru memanfaatkan. Gak ada yang tulus bermain," aku Raja.
Namun demikian, seiring berjalannya waktu dan ia memilih menjaga masjid di Subang, Raja mengaku mulai merasakan pertemanan yang tulus.
"Mulai merasakan pertemanan tulus dan banyak yang mendukung, mendoakan juga," beber Raja.
Mendoakan Jamaah Setelah Beribadah di Masjid
Raja memaparkan, ia kerap kali mendoakan jamaah yang keluar dari masjid setelah beribadah.
"Doa yang pertama itu hati-hati di jalan dan semoga selamat sampai tujuan, setelah itu saya mendoakan agar mereka diberikan rizki yang lebih dan kesehatan."