Sebab di Desember 1945 Haryono dipindahkan ke Sekretariat Keamanan.
Taat Beragama
Anak pasangan suami istri (Pasutri), Mas Harsono dan Alimah ini mendapatkan pendidikan pertama di Europese Lagere School (ELS), Jakarta.
Usai tamat di ELS, Haryono melanjutkan pendidikan ke Hoogere Burger School (HBS) se-tingkat Sekolah Menengah Atas.
Pria yang terlahir dari keluarga yang taat beragama ini sempat mengenyam pendidikan umum di Ika Daigaku (Sekolah Tinggi Kedokteran) pada jaman Jepang.
Namun, Haryono hanya belajar selama tiga tahun.
Tahun 1943, Pemerintah Pendudukan Jepang membuka kesempatan bagi pemuda-pemuda Indonesia untuk dilatih menjadi tentara Peta (Pembela Tanah Air).
Sehingga Haryono berminat beralih ke bidang militer.
Sejak saat itu Haryono mulai berkecimpung di militer.
Di masa itu pemerintah mengumumkan pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR).
BKR kemudian berganti menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Kemudian Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Artikel ini telah tayang di Sripoku.com dengan judul Kisah Mayjen MT Haryono, Calon Dokter yang Jadi Korban Keganasan G30S/PKI: Fasih 3 Bahasa