Selain itu, juga masih ada tiga ahli forensik sipil dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
Prof Dr Sutomo Tjokronegoro, dr Laiuw Yan Siang, dan dr Liem Joe Thay.
"Tim itu bekerja secara maraton sejak pukul 16.30 hingga 00.30 WIB di Ruang Otopsi RSPAD Gatot Soebroto," tulis Peter.
Ternyata hasil otopsi mereka berbeda jauh dengan pernyataan Soeharto.
"Tim forensik sama sekali tak menemukan bekas siksaan di tubuh korban sebelum mereka dibunuh," tulis Peter.
Sosok 7 Korban Jenderal dan Perwira TNI yang Tewas akibat Aksi Keji PKI (tangkapan layar Video Tribunnews)
Namun, saat itu media sudah gencar memberitakan para korban disiksa.
Seorang dokter yang juga ikut dalam tim otopsi, Prof Dr Arif Budianto atau Liem Joe Thay mengatakan,
kondisi jenazah para jenderal itu tidak seperti diberitakan oleh media massa.
"Kami memeriksa alat vital korban dengan teliti. Jangankan terpotong, bahkan luka iris saja juga sama sekali tidak ada.
"Kami periksa benar itu, dan saya berani berkata itu benar.
"Itu faktanya," ujar Arif seperti yang dikutip dalam buku tersebut.
Seorang akademisi, Benedict Anderson juga menemukan dokumen berisi laporan yang disusun oleh tim forensik.
Mereka telah memeriksa jenazah enam orang jenderal, dan seorang perwira muda.
"Ternyata laporan tersebut berseberangan dengan pernyataan Soeharto sendiri," tulis Anderson dalam buku Tentang Matinya Para Jenderal.
SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO OFFICIAL: