G30S PKI

Terungkap Alasan Soeharto Tak Dibunuh Seperti Jenderal Lainnya saat Peristiwa G30S PKI

Editor: Glendi Manengal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Alasan Soeharto tadi diculik saat peristiwa G30S PKi

PKI berusaha mendiskreditkan Suharto dengan situasi dimana kediaman para perwira TNI AD yang menjadi korban G30S/PKI berdekatan dengan kediaman Suharto.

Mereka juga menjadikan posisi Pangkostrad yang memiliki kekuatan pasukan tapi mengapa tidak menjadi target operasi penculikan dan pembantaian.

Diketahui, semua perwira TNI AD yang menjadi korban kebrutalan PKI adalah mereka yang menolak proposal yang diajukan PKI mengenai Angkatan ke V.

Memang benar bila tempat tinggal mereka saling berdekatan yaitu didaerah Menteng. Tapi harus diingat bahwa mereka yang menjadi korban adalah para petinggi di Markas Besar AD.

Jenderal AH Nasution merupakan Menko Pangab namun jabatannya hanya jabatan struktural.

Jenderal Ahmad Yani merupakan Menpangad/KASAD yang merupakan pucuk pimpinan tertinggi di TNI AD. Sutoyo, S Parman, Suprapto, DI Panjaitan, MT HARYONO merupakan deputi ataupun Asisten Menpangad yang berkedudukan di Markas Besar TNI AD.

Ke 7 perwira TNI AD yang menjadi target penindakan Letkol Untung adalah petinggi TNI AD yang membuat keputusan dan kebijakan di tubuh TNI AD.

Suharto yang ketika itu menjabat sebagai Pangkostrad bukanlah bagian dari Mabes AD yang dapat memberi keputusan dan Suharto hanyalah bagian dari mereka yang menjalankan keputusan yang diambil Mabes AD.

Posisi Soeharto sama seperti posisi Pangdam Jaya atau DanRPKAD yang merupakan perwira pasukan yang siap menjalankan kebijakan para petinggi di Mabes TNI AD.

Sebagai Pangkostrad, Suharto selalu siap menjalankan setiap perintah yang dikeluarkan Mabes AD.

Itulah yang menjadi alasan kalau Soeharto bukanlah orang penting yang pantas dijadikan target operasi.

Sikap Soeharto yang selalu loyal dan patuh kepada atasan membuat Soeharto tidak termasuk dalam target operasi penculikan.

Suharto tidak pernah mengeluarkan statement yang berseberangan dengan Panglima Tertinggi ABRI.

Suharto tidak pernah membangkang atau menolak setiap kebijakan yang diambil Panglima Tertinggi ABRI.

Mereka menganggap Suharto akan loyal dan patuh kepada pimpinan tertinggi Panglima Tertinggi ABRI.

Halaman
1234

Berita Terkini