Pada 2020 lalu juga dilakukan seminar internasional aksara lontaraq yang dihadiri 11 negara dan diikuti 1.865 perserta.
Tahun kami fokus pada perda. Selanjutnya kami serahkan kepada DPRD Sulsel dan Gubernur Sulsel untuk mengawal rekomendasi tahun lalu.
Agar Perda Aksara Lontaraq itu bisa terwujud.
Diharapkan kedepan, melalui Perda Akasara Lontaraq, maka masyarakat Sulsel dari generasi ke generasi akan bangga dengan kebudayaan aksara lontaraq yang dimiliki.
Kita bermimpi saat seseorang masuk ke Sulsel yang pertama dia baca di ucapan selamat datang itu adalah tulisan akasara lontaraq.
Kita masuk di ruang perpustakaan, ruang pemerintah yang ada aksara lontaraq.
Maka orang-orang akan bangga dengan kebudayaannya sendiri dan orang-orang mau hidup untuk warisan leluhurnya.
Asisten Administrasi Tautoto Tana Ranggina Sarongallo mengatakan, Pemerintah Provinsi Sulsel mendukung penuh segala upaya pelestarian warisan budaya Sulawesi Selatan salah satunya Aksara Lontaraq.
"Dukungan ini sebagai salah satu cara memelihara dan melestarikan aksara lontaraq yang merupakan warisan budaya masyarakat Sulawesi Selatan," kata Tautoto yang membacakan sambutan Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiaman.
Ketua DPRD Sulsel Andi Ina Kartika Sari mengatakan, Festival Aksara Lontaraq merupakan sebuah kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan.
Sebagai Ketua DPRD, ia memberi apresiasi dan mengatakan Ranperda Aksara Lontaraq akan menjadi tugas bersama mewujudkannya.
"Ranpeda ini adalah hal yang bisa menjadi bagian tugas sejarah dalam menjaga warisan budaya leluhur. Kami siap mengawalnya," kata Andi Ina yang tampil dengan busana adat daerah.
Andi Ina juga mengatakan, pihaknya akan membantu panitia agar Ranperda Lontaraq bisa menjadi agenda pembahasan pada 2022 mendatang.
Sehingga pada festival berikutnya Lontaraq sudah menjadi Perda di Sulsel.
Prof Nurhayati Rahman yang berbicara soal sejarah Aksara Lontaraq menilai, sudah saatnya masyarakat Sulsel bersatu padu memajukan Lontaraq.