TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Sejumlah wilayah di Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Sulawesi Utara, gelar pengucapan syukur Minggu (20/6/2021).
Pengucapan syukur merupakan tradisi agraris suku Minahasa sebagai ujud ucapan syukur kepada
Tuhan atas hasil panen.
Dalam pengucapan syukur disajikan kuliner khas Minahasa, termasuk menu ekstrem seperti ular, tikus, kelelawar dan lainnya.
Di Minut yang didiami sub etnis Tonsea, pengucapan syukur agak berbeda dengan di wilayah sub etnis Tountemboan.
Pengucapan syukur di sini kebanyakan diadakan sekaligus di gereja.
Baca juga: Pemkab Sitaro Siapkan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Tahun 2020-2025
Tak seperti di Tountemboan, yang ramai di rumah rumah.
Namun belakangan pengucapan di Minut dirayakan dengan menjamu tamu di rumah.
Di Desa Kokoleh 1, Kecamatan Likupang Barat, Kabupaten Minut, Provinsi Sulut, suasana pengucapan masih diwarnai kewaspadaan terhadap Covid 19.
Maikel warga setempat mengatakan, pengucapan berlangsung sederhana.
"Ini kan masih Covid 19. Tamu kami batasi. Harus dengan prokes," katanya.
Sebutnya, pengucapan dimulai dengan ibadah pagi. Ada tiga gereja di situ dari GMIM, Katolik dan Pantekosta.
"Setelah itu digelar jamuan di rumah tapi terbatas. Kami ikut imbauan pemerintah," katanya.
Biasanya dia memasak dalam jumlah banyak. Tapi kali ini teebatas. Namun menu ekstrem tetap tersedia.
"Ada babi bakar, tinorangsak, nasi jaha. Kalau yang lainnya sedia ular," ujar dia.
Bupati Minut Joune Ganda mengimbau warga Minut untuk tidak open house dan
melakukan perayaan terbatas di rumah ibadah.