Proyek Anies Baswedan

Masih Ingat Proyek Anies Baswedan yang Dibongkar? Kini Jalur Sepeda juga Dikabarkan Bakal Dibongkar

Editor: Glendi Manengal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anies Baswedan

Dua instalasi setinggi kurang lebih 160 centimeter dan satunya setinggi kurang lebih 180 sentimeter.

Di sekitar instalasi tersebut pun dihiasi berbagai macam tanaman, yakni lidah buaya dan bougenville berwarna ungu, putih, dan merah.

Juga terdapat batu-batu berwarna coklat dan pasir putih.

Waktu awal didirikan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut pemasangan instalasi gabion di Bundaran HI itu merupakan bagian dari penataan kota.

Instalasi tersebut merupakan pengganti Getih Getah, karya seni Joko Avianto yang dibongkar karena bambunya sudah rapuh.

Anies menyebut rancangan tersebut langsung dari Dinas Pertamanan (Dinas Kehutanan) DKI Jakarta.

Tujuannya hanyalah untuk mempercantik kota layaknya taman-taman lainnya di DKI Jakarta.

"Taman biasa. Itu rancangannya dari dinas pertamanan. Namanya kan nanti dinas pertamanan dan hutan kota. Jadi rancangan begitu sama seperti taman-taman yang lain. Tentu lah, memang untuk apalagi kalau bukan mempercantik," kata dia.

Namun kini, tempat berdirinya gabion hanya bersisa serpihan-serpihan batu.

Batu-baru berwarna krem, kehijauan, dan coklat hanya berserakan bercampur tanah berwarna coklat. Tanaman-tanaman yang dahulu menghiasi sekeliling gabion tak lagi ada.

Di lokasi yang sama, terdapat besi untuk kerangka panggung yang disusun maupun dijajarkan.

Tak jauh dari bekas lokasi instalasi gabion memang sudah berdiri satu panggung besar tepat di depan patung selamat datang dan satu panggung kecil di belakang.

Kepala Dinas Kehutanan DKI Jakarta Suzi Marsita mengatakan, pembongkaran ini hanya untuk sementara.

Di lokasi tempat berdiri gabion tersebut akan diperuntukkan bagi acara tahun baru.

"Iya sementara. Untuk persiapan penyelenggaraan acara tahun baru untuk warga jakarta di bundaran HI. Setelah itu akan dipasang kembali," tutur Suzi saat dihubungi wartawan, Kamis (26/12/2019).

4. Jalur Sepeda Permanen Sudirman-Thamrin

Biaya: Rp 28 Miliar

Dilansir dari Kompas.com, Listyo Sigit Prabowo mengatakan pihaknya setuju jalur sepeda permanen di Jakarta itu dibongkar.

Diketahui, Pemprov DKI Jakarta mengalokasikan Rp28 miliar untuk membuat jalur sepeda permanen sepanjang 11,2 kilometer tersebut.

Namun, Listyo mengatakan, Polri akan mencari formula terbaik untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang timbul setelah adanya jalur sepeda tersebut.

"Prinsipnya, terkait dengan jalur sepeda, kami akan terus mencari formula yang pas, kami setuju untuk masalah (jalur) yang permanen itu nanti dibongkar saja," kata Listyo dalam rapat dengan Komisi III DPR, Rabu (16/6/2021).

Listyo menuturkan, untuk mencari solusi tersebut, Polri akan melakukan studi banding ke beberapa negara terdekat.

Ia menyebut ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan antara lain pengaturan rute sepeda baik sepeda yang digunakan untuk bekerja atau berolahraga.

Kemudian, jam pemberlakuan jalur sepeda, pengaturan luas wilayah jalur sepeda, serta daerah-daerah mana saja yang menerapkan jalur sepeda.

"Ini akan kami koordinasikan dengan Kementerian Perhubungan, dengan Pemerintah Daerah DKI. Para kapolda di seluruh wilayah juga melakukan yang sama," kata Listyo.

Harapannya, keberadaan jalur sepeda nantinya tidak akan mengganggu kendaraan-kendaraan lain dan pengguna jalan lainnya.
"Sehingga kemudian jalur sepeda bagi masyarakat tetap ada, jamnya dibatasi, sehingga tidak mengganggu para pengguna atau moda-moda yang lain yang memanfaatkan jalur tersebut," kata dia.

Adapun hal ini disampaikan Listyo merespons pernyataan Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni yang mengusulkan agar jalur sepeda permanen di Jalan Jenderal Sudirman dan M.H. Thamrin dibongkar.

Sahroni berpendapat, keberadaan jalur sepeda tersebut dapat menciptakan diskriminasi antara pengguna sepeda road bike, sepeda seli, maupun pengguna jalan lainnya.

"Mohon kiranya Pak Kapolri dengan jajarannya, terutama ada Korlantas di sini, untuk menyikapi jalur permanen dikaji ulang. Bila perlu dibongkar dan semua pelaku jalan bisa menggunakan jalan tersebut. Bilamana ada risiko ditanggung masing-masing di jalan yang ada di Sudirman-Thamrin," ujar politikus Partai Nasdem itu.

Kabar soal Formula E

Ajang balap Formula E yang sedianya digelar di Kawasan Monas, Jakarta Pusat pada Juni 2020 lalu terpaksa ditunda akibat pandemi Covid-19.

Pemprov DKI Jakarta telah memutuskan, balap mobil bertenaga listrik itu akan digelar pada 2022 mendatang atau di akhir periode kepemimpinan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, pihaknya telah menjawab hasil rekomendasi dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Provinsi DKI Jakarta terkait penyelenggaraan Formula E.

Kata dia, pemerintah daerah telah melakukan berbagai kajian mendalam hingga mengucurkan duit untuk ajang balap itu.

“Sudah kami sampaikan bahwa Formula E yang uangnya sudah kami keluarkan itu, tetap ada dan nanti akan dilaksanakan. Rencananya InsyaAllah kalau tidak ada halangan di tahun 2022 mendatang,” kata Ariza di Balai Kota DKI Kamis (18/3/2021) malam.

Ariza memastikan, ajang balap itu digelar sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang ada. Pihaknya juga telah membuat kajian dengan melibatkan berbagai pihak yang berkompeten di bidangnya.

“Ini sudah diusulkan, direncanakan dan ada feasibility study (studi kelayakan) dari konsultan. Kita tunggu saja pelaksanaan, karena ada Covid-19 pelaksanaan ditunda sampai 2022,” jelas Ariza.

(Tribunnews.com/ Kompas.com)

Artikel ini sudah tayang di Tribun Timur, https://makassar.tribunnews.com/2021/06/17/habiskan-hingga-ratusan-miliar-rupiah4-proyek-dki-jakarta-ini-dibongkar-padahal-belum-lama-dibangun?page=all

Berita Terkini