Kabar Israel

Profil Sheikh Ahmed Ismail Yassin, Pendiri Hamas, Pemompa Jihad Para Pemuda Palestina

Penulis: Rhendi Umar
Editor: Rhendi Umar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Profil Sheikh Ahmed Ismail Yassin, Pendiri Hamas, Pemompa Jihad Para Pemuda Palestina

Kendati memiliki keterbatasan secara fisik, Syekh Yassin pernah bekerja sebagai guru bahasa Arab dan Tarbiyah Islamiyah di sebuah sekolah dasar di Rimal, Gaza.

Kemudian, ia bertugas sebagai khatib dan guru di masjid-masjid di sepanjang jalur Gaza.

Pada masa penjajahan, ia menjadi khatib paling populer di kalangan masyarakat Kota Gaza karena kekuatan argumentasi dan keberaniannya dalam menegakkan kebenaran.

Di kalangan para petinggi Hamas, Syekh Yassin merupakan tokoh spiritual gerakan Hamas.

Disamping itu, ia juga seorang pemimpin bagi pejuang dan rakyat Palestina melawan penjajah Israel.

Sebagai tokoh spiritual dan pemimpin dalam perjuangan, Syekh Yassin banyak memberikan keteladanan bagi pengikutnya dan rakyat Palestina, juga bagi umat Islam di seluruh dunia.

Dalam suatu khutbahnya, Syekh Yassin pernah berkata: ''Umat ini tidak akan pernah memiliki kemuliaan dan meraih kemenangan kecuali dengan Islam.

Tanpa Islam tidak pernah ada kemenangan. Kita selamanya akan selalu berada dalam kemunduran sampai ada sekelompok orang dari umat ini yang siap menerima panji kepemimpinan yang berpegang teguh kepada Islam, baik sebagai aturan, perilaku, pergerakan, pengetahuan, ataupun jihad. Inilah satu-satunya jalan. Pilih Allah SWT atau binasa!''

Semangat perlawanan terhadap penjajah Israel yang terus dikobarkan Syekh Yassin kepada para generasi muda Palestina, membuatnya kerap menjadi incaran tentara Israel.

Pada tahun 1983, ia ditangkap rezim imperialis Israel atas tuduhan memiliki senjata, membentuk pasukan militer dan menyerukan pelenyapan eksistensi negara Yahudi. Karenanya, beliau dihadapkan ke Mahkamah Militer Israel dan divonis 13 tahun penjara.

Pada tahun 1985, beliau dibebaskan dalam rangka pertukaran tahanan antara pihak Israel dengan Front Rakyat untuk pembebasan Palestina, setelah mendekam selama 11 bulan dalam penjara Israel.

Pada akhir Agustus 1988, militer Israel menyerbu rumah kediamannya di Gaza. Mereka melakukan penggeledahan dan mengancam membuangnya dari atas kursi roda ke Lebanon.

Kemudian, pada malam hari tanggal 17 Mei 1989, rezim Israel kembali menangkap Syekh Yassin beserta ratusan aktivis gerakan Hamas lainnya. Tindakan pemerintah Israel tersebut sebagai upaya menghentikan perlawanan bersenjata yang terjadi ketika itu.

Syekh Yassin dituduh mendalangi serangan rakyat Palestina atas Israel dan melucuti senjata serdadu-serdadu Israel, warga Yahudi, serta penculikan terhadap agen-agen Israel.

Pada tanggal 16 Oktober 1991, Mahkamah Militer Israel mengeluarkan keputusan dengan memvonis Syekh Yassin berupa penjara seumur hidup ditambah 15 tahun, setelah disodorkan daftar tuduhan sebanyak sembilan item. Tuduhan itu, antara lain seruan (provokasi) penculikan dan pembunuhaan terhadap serdadu-serdadu Israel, pendirian gerakan Hamas beserta sayap militer, dan dinas keamanannya.

Halaman
123

Berita Terkini