Kabar Israel

Profil Sheikh Ahmed Ismail Yassin, Pendiri Hamas, Pemompa Jihad Para Pemuda Palestina

Penulis: Rhendi Umar
Editor: Rhendi Umar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Profil Sheikh Ahmed Ismail Yassin, Pendiri Hamas, Pemompa Jihad Para Pemuda Palestina

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sheikh Ahmed Ismail Yassin adalah pendiri Hamas atau organisasi Islam Palestina.

Dia dilahirkan di desa Al Jaurah, pinggiran Al-Mijdal, selatan Jalur Gaza.

Tanggal lahirnya tak diketahui secara pasti, namun menurut paspor Palestinanya, ia lahir pada 1 Januari 1929.

Sedangkan sumber Palestina mendaftarkan tahun lahirnya ialah 1937.

Saat masih kanak-kanak, ia dan keluarganya telah dipaksa menjadi pengungsi yang diakibatkan oleh perang dengan Zionis Israel pada tahun 1948.

Kisah Pasukan Sniper Hamas Bikin Israel Gemetar, Kepala Korban Bisa Hilang Separuh Akibat Tembakan (istimewa)

Yassin mendirikan Hamas - al-Harakatul Muqawwamatul Islamiyah - dengan rekannya Abdel Aziz al-Rantissi dan Khaled Meshal pada tahun 1987.

Sheikh Ahmed adalah seorang tuna netra dan juga seorang paraplegic akibat kecelakaan olahraga pada masa muda-nya sehingga dia harus menggunakan kursi roda sepanjang sisa hidupnya. 

Ia merupakan pejuang Intifadhah, mujahid dakwah yang berjuang menegakkan Islam dan qiyadah/pemimpin Palestina.

Sheikh Ahmed Yassin dibunuh pada hari Senin, 22 Maret 2004 ketika helikopter Israel menghantamkan 3 roket ke kendaraannya seusai salat Subuh dan dalam keadaan berpuasa.

Semasa hidupnya, Syekh Yassin dikenal gigih dalam melakukan perlawanan terhadap penjajah zionis Israel.

Sosoknya menjadi motivator dan pemompa semangat jihad di kalangan generasi muda Palestina.

Walaupun usianya uzur, kondisi tubuhnya lumpuh dari leher hingga ujung kaki dan setiap hari harus menggunakan kursi roda, namun hal itu tidak menghalanginya untuk berdakwah, memimpin dan membina umat, serta berjuang bersama rakyat Palestina di Jalur Gaza.

Syekh Yassin sempat mengenyam pendidikan di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Namun, karena alasan kesehatan, ia tidak dapat melanjutkan studinya hingga tamat.

Selanjutnya, ia memperoleh pendidikan di rumah.

Seperti halnya pelajaran yang didapatkan melalui lembaga pendidikan resmi, saat bersekolah di rumah, ia juga mendapatkan pengajaran mengenai filsafat, agama, politik, sosiologi, dan ekonomi.

Anggota brigade Ezzedine al-Qassam, sayap militer Hamas yang menguasai Jalur Gaza. (AFP)
Halaman
123

Berita Terkini