TRIBUNMANADO.CO.ID - Pemerintah telah menetapkan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua sebagai kelompok teroris.
Hal tersbeut pun mendapat banyak tanggapan dari berbagai kalangan.
Salah satunya dari Putri Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid.
Baca juga: Keluar dari Rumah Sule dan Nathalie Holscher, Putri Delina Ungkap Alasannya, Tidak Nyaman?
Baca juga: Ingat Selebgram Revina VT Terkena Kasus Psikolog Ajak Ngamar Pasien? Begini Kabarnya, Banyak Kerja
Yenny Wahid angkat suara terkait kebijakan pemerintah menetapkan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua sebagai kelompok teroris.
Putri kedua mendiang Presiden Gusdur itu mengingatkan agar polemik kebijakan pemerintah terhadap KKB, jangan sampai menggeser fokus pada upaya mewujudkan masa depan Papua yang sejahtera.
Demikian catatan tertulis Yenny, yang dibagikan kepada media di Jakarta, Jumat (30/4/2021)
“Pro kontra status Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua menjadi Kelompok Teroris,
tidak boleh menggeser fokus kita pada upaya mewujudkan masa depan Papua yang sejahtera dan mampu mensejahterakan masyarakatnya,” ujar Yenny.
Yang kontra, berharap istilah Kelompok Teroris bisa ditinjau ulang, bisa dipahami.
Dan selanjutnya mendorong pendekatan kemanusiaan lewat dialog menjadi arus utama.
Ini sejatinya, menurut Yenny, sejalan dengan langkah dan upaya Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dalam menyelesaikan beragam soal di Papua lewat pendekatan yang humanistik.
“Mewakili kaum perempuan, saya memahami dan meyakini betul bahwa pendekatan kekerasan dalam hal apapun tidak akan menyelesaikan persoalan, termasuk di Papua,” ucapnya.
“Malah justru berpotensi memunculkan lingkaran kekerasan baru yang menimbulkan trauma, terutama bagi generasi masa depan, anak-anak kita termasuk anak-anak di Papua,” jelasnya.
Meski demikian, lanjut dia, bukan berarti tidak bisa bersikap tegas.
“Di sini saya perlu garisbawahi bahwa ketegasan berbeda dengan kekerasan.