"Realitasnya bagaimana tantangan ke depan kelompok teror sudah menyasar anak muda. Ini jelas sekali ini perlu kita antisipasi kelompok-kelompok teror sekarang telah menyusur daripada anak-anak muda di negeri ini," kata Brigjen Rusdi dalam diskusi daring, Minggu (4/4).
Rusdi mencontohkan salah satu kasus terbaru adalah insiden bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar dan penyerangan terduga teroris ZA di Mabes Polri.
Pelaku kedua aksi kejahatan itu sama-sama masih muda. Atas dasar itu, kata Rusdi, diperlukan persatuan dari kelompok moderat untuk dapat melawan narasi ataupun ajaran yang dapat mengarah terhadap tindak pidana teroris.
"Tidak kalah pentingnya dengan situasi kekinian Polri melihat pentingnya persatuan dari kelompok-kelompok moderat, jika tidak bersatu kelompok moderat ini maka kelompok kecil-kecil itu akan menguasai narasi sehingga akan membentuk opini publik yang sangat menyesatkan," ujar dia.
Polri, imbuh dia, mengajak masyarakat bersama-sama melawan dan menghentikan penyebaran paham terorisme di Indonesia.
"Ini perlu sekali karena permasalahan terorisme tidak masalah yang enteng. Tetapi masalah yang kompleks sehingga penyelesaiannya bisa melalui bagaimana potensi potensi sumber daya anak bangsa ini bergerak bersama untuk sama sama menghadapi daripada pemahamanan maupun aksi teror yang terjadi di tanah air," tukas dia. (tribun network/igm/dod).
• Rizky Alatas Bagikan Potret Bayi, Syukur Dipanjatkan, Adzana Bing Slamet Lahirkan Anak Kedua
• Soal & Jawaban SD Kelas 2, Tema 8 Halaman 27 28 29 30 33 34 Aturan Keselamatan di Rumah
• Nasib Pilu Seorang Wanita Dijual Ibu Kandungnya ke Pria Hidung Belang, Sudah 2 Tahun Dipaksa Ibunya
Berita tentang Terduga Teroris lainnya.