Terduga Teroris

Terduga Teroris Cari Dana Bikin Bom Lewat 'Infaq', Incar Pom Bensin dan Pipa Gas Pangalengan

Editor: Rizali Posumah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi penangkapan seorang terduga teroris.

Awalnya, Nabil mengaku sebagai simpatisan FPI sejak 2019 lalu. Ia kemudian bergabung dengan jamaah pengajian Yasin Walatif.

Jamaah tersebut mayoritasnya merupakan simpatisan FPI dan Habib Rizieq Shihab.

”Saya atas nama Nabil Aljufri selaku simpatisan FPI tahun 2019. Saya mengetahui rencana pembuatan bom yang direncanakan oleh Habib Husein Hasni dan kelompoknya yang merupakan anggota dan laskar FPI dan simpatisan FPI," kata Aljufri.

Nabil menjelaskan dirinya pernah diperlihatkan sebuah video uji coba pembakaran bahan peledak oleh terduga teroris lainnya bernama Bambang Setiono di rumahnya di Bandung.

Setelah itu ia menyetujui untuk mencari dukungan pembuatan bom di DPW FPI Kabupaten Bandung. Dengan perhitungan dana pembuatan bom senilai Rp 500 ribu.

"Saya menyetujui mencari dukungan DPW Kabupaten Bandung atas nama Ustaz Budi Setiawan dan memberitahukan (pembuatan) bom dengan dana Rp 500 ribu," ungkap dia.

Nabil mengatakan pihaknya telah mengincar lokasi yang akan menjadi titik peledakan bom aseton peroksida (TATP) yang dibuat kelompoknya. Dua lokasi yang menjadi target adalah pom bensin Pertamina dan pipa gas Pengalengan.

"Sasaran peledakan yaitu pom bensin Pertamina milik China dan pipa gas pangalengan," kata Nabil.

Ia juga menyatakan pihaknya telah membuat tim senyap untuk melancarkan aksi terornya tersebut.

"Saya mengetahui pembentukan tim senyap di Bandung yang dipimpin oleh Abah Asep selaku laskar FPI DPC FPI Pengalengan yang beranggotakan Angga, Dedi, Rizal, Saiful," ungkap dia.

Lebih lanjut Nabil menyebut motifnya merencanakan aksi peledakan kedua tempat tersebut sebagai aksi protes penangkapan Habib Rizieq Shihab.

"Tujuan untuk melakukan aksi teror kepada pemerintah sebagai wujud protes penangkapan Habib Rizieq Shihab dan pembubaran FPI," tukas dia.

Selain itu kata dia, aksi tersebut dibuat sebagai bentuk pembelaan terhadap kezaliman yang dialami para ulama.

"Saya pernah menyampaikan kepada DPD Jawa Timur yaitu Habib Ali tentang perencanaan melakukan aksi ini untuk wilayah lain sebagai wujud pembelaan terhadap kezaliman pemerintah terhadap ulama," tukas dia.

Terkait aksi yang dilakukan para teroris, Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono menyampaikan kelompok atau jaringan teroris di Indonesia kini mulai menyasar anak muda untuk bergabung sebagai anggota.

Halaman
123

Berita Terkini