TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Rekam Jejak Budi Waseso dirangkum tribunmanado.co.id.
Pasalnya, sosok Budi Waseso belakangan jadi pembicaraan.
TONTON JUGA :
Karena ia berani sebut 2 Menteri yang Instruksikan Impor Beras meski stok banyak.
Budi Waseso adalah Direktur Utama Perum Bulog.
Kedua menteri yang disebut Budi Waseso yakni Menteri Koordinator Ekonomi Airlangga Hartarto dan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.
Kedua menteri Jokowi menginstruksikan impor beras dalam rapat koordinasi terbatas.
“Rakortas waktu itu belum diputuskan untuk impor. Hanya kebijakan Menteri Koordinator Perekonomian dan Mendag yang pada akhirnya kita diberikan tugas mendadak untuk melakukan impor,” ucapnya dalam rapat dengar pendapat virtual dengan Badan Legislasi DPR, Selasa (16/3/2021).
Buwas menambahkan, rapat koordinasi yang dipimpin Menteri Koordinator Airlangga hanya membahas kemungkinan kelangkaan dan prediksi cuaca.
“Tidak ada. Jadi saat itu kami hanya membahas kemungkinan dan prakiraan cuaca kelangkaan, sehingga saat itu kami perlu mengimpornya sebagai buffer stock atau iron stock,” ucapnya.
Bulog menyatakan akan sulit mendistribusikan beras impor tersebut.
Dalam RDP bersama Komisi IV DPR, Budi Waseso melaporkan pasokan beras hingga 14 Maret 2021 di gudang Bulog sudah mencapai 883.585 ton.
Dengan rincian 859.877 ton merupakan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan 23.708 ton stok beras komersial.
Sedangkan sisa beras impor tahun 2018 yang masih tersedia di gudang Bulog adalah 275.811 ton, dimana 106.642 ton mengalami penurunan kualitas. Total impor beras tahun 2018 sebesar 1.785.450 ton.
“Kesalahan impor beras tahun 2018 ini karena jenis yang rata-rata merupakan jenis beras pera yang tidak sesuai dengan selera masyarakat Indonesia. Akibatnya, pendistribusian beras pun sulit. Kita perlu mencampur beras impor. Beras dengan beras produksi dalam negeri sehingga bisa didistribusikan ke masyarakat, ” ujar Buwas seperti dikutip dari antaranews.com.
Pada Maret 2020, lanjut Buwas, masih tersisa sekitar 900 ribu ton beras impor pada 2018.
Beras tersebut kemudian digunakan untuk menyalurkan bantuan sosial dari Kementerian Sosial dan bantuan langsung dari Presiden kepada masyarakat dalam mengatasi dampak ekonomi dari pandemi tersebut.
Namun beras tersebut baru didistribusikan sekitar 450 ribu ton dari alokasi 900 ribu ton. Sisa 275.811 ton beras impor pada 2018 masih disimpan di gudang Bulog, dengan 106.642 ton di antaranya mengalami penurunan kualitas.
Rencananya, kata Buwas, sisa beras impor pada 2018 akan diolah menjadi tepung yang nantinya akan ditangani Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian.
Dia mengatakan, saat ini Bulog kehilangan pangsa pasar 2,6 juta ton beras per tahun karena Program Rastra (beras untuk keluarga sejahtera) diganti oleh pemerintah menjadi Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Dimana sebelumnya masyarakat mendapatkan bansos berupa beras dari Bulog, kini masyarakat diberikan bansos nontunai yang mana para penerima manfaat bisa menghabiskan dirinya di warung-warung yang bekerjasama dengan Kementerian Sosial.
Terkait instruksi impor, Budi Waseso mengatakan pihaknya siap menampung hingga 3,6 juta ton beras sesuai kapasitas gudang Bulog di seluruh Indonesia.
Namun, dia meminta pangsa pasar untuk mendistribusikan beras serapan.
“Kalau kita beli berapa kita siap, asal hilirnya dipakai,” ujarnya.
Profil dan Biodata Budi Waseso
1. Mantan Kabareskrim
Budi Waseso merupakan perwira Polri dengan pangkat terakhir Komisaris Jenderal (Komjen).
Komjen Pol (Purn) Budi Waseso lahir di Parenggan, Pati, Jawa Tengah pada tanggal 19 Februari 1960.
Budi adalah lulusan Akademi Polisi tahun 1984.
Sebelum menjabat sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional, pernah menjabat sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri.
Budi Wasesa adalah menantu mantan Polda Bali dan Letnan Jenderal Polda Jawa Timur (Purn.) Pamudji yang terakhir menjabat Wakil Kapolri pada 1980-an (setara Wakil Kapolri).
Sejarah Posisi
2007: Kaden Opsnal II Puspaminal Div Propam Polri
2008: Kepala Propam Polda Jawa Tengah
2009: Kepala Divisi Litpers Pusprovos Propam Polri
2010: Kapolri Bidang Propam
2012: Kapolda Gorontalo
2013: Dosen Utama Sespim Lemdiklat Polri
2014: Kasespim Lemdiklat Polri
2015: Kepala Badan Reserse Kriminal Polri
2015: Kepala Badan Narkotika Nasional
2018: Pati Yanma Polri
2. Aktif dalam Pramuka
Selain menjabat sebagai Direktur Utama Bulog, Buwas juga menjabat sebagai Ketua Kuartir Gerakan Pramuka Nasional
Selama karirnya, Buwas mendapatkan sejumlah penghargaan.
Berikut ini termasuk:
Bintang Bhayangkara Pratama
Bintang Bhayangkara Nararya
SL. Pengabdian XXIV
SL. Pengabdian XVI
SL. Pengabdian VIII
SL. Jana Utama
SL. Dwidya Sistha
SL. Santi Dharma
SL. Dharma Nusa
SL. GOM IX
3. Buat Pusat Penangkaran Anjing Pelacak
Buwas mengatakan, saat ini Indonesia memiliki pusat penangkaran dan pelatihan anjing pelacak atau K9 yang berlokasi di Lido, Bogor, Jawa Barat.
Pertimbangan mendirikan pusat penangkaran anjing ini karena Indonesia selalu membeli anjing pelacak dari luar negeri dengan harga tinggi.
“Kalau kita beli kita selalu bergantung pada negara lain dan harganya sangat mahal. Jadi kita harus bisa melatih dan membuat breeding kita sendiri. Jadi saya bangun tempat, tempat pelatihan dan breeding anjing, juga di Lido dan ada sudah dilantik, "kata Buwas di kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, Kamis (1/3/2018).
Untuk membiakkan dan melatih anjing pelacak, dia telah mengirim anggotanya ke Australia, Selandia Baru, dan Amsterdam.
“Kami memiliki kemampuan tersebut karena kami mengirimkan anggota saya ke Australia, Amsterdam, dan Selandia Baru. Sekarang mereka sudah ahli untuk melatih mereka,” kata Buwas.
4. Membuat laboratorium narkotika internasional
Untuk memerangi peredaran narkoba di Indonesia, BNN di bawah pimpinan Buwas didirikan
laboratorium narkotika berstandar internasional di Lido, Bogor, Jawa Barat.
“Saya bangun dengan dukungan Presiden, Komisi III DPR RI, Menteri Keuangan, saya berhasil yang saya lantik kemarin di Lido. Sekarang kita punya Laboratorium Narkotika Nasional berstandar internasional,” kata Buwas di BNN RI Kantor, Cawang, Jakarta Timur pada Kamis (1/3/2018).
Laboratorium tersebut akan menjadi pusat laboratorium yang akan mendukung proses pro yustisi dalam penindakan narkotika.
“Untuk pro yustisia, nanti hanya Laboratorium Narkotika Nasional yang selama ini bisa kita lakukan yang belum pasti,” kata Buwas.
5. Jarang berkumpul dengan keluarga
Budi Waseso atau Buwas telah menjalani 34 tahun di kepolisian.
Selama mengabdi kepada negara, ia mengaku hampir 90 persen dirinya tidak pernah mengikuti acara keluarganya.
Dengan berakhirnya tugas tersebut, tentunya menurutnya yang paling membahagiakan adalah keluarganya.
“Saya kira (keluarga) senang ya tentunya selama ini saya hampir tidak pernah bisa kumpul sama keluarga. Bahkan di acara khusus keluarga saya hampir 90% tidak pernah hadir,” kata Buwas di kantor BNN, Cawang. Jakarta Timur pada hari Kamis. (1/3/2018).
Ia mengatakan bahwa pensiun adalah anugerah dari Tuhan agar ia bisa bersatu kembali dengan keluarganya.
“Sekarang, mungkin Tuhan memberi saya kesempatan untuk berkumpul bersama keluarga dengan suasana yang berbeda. Kekurangan yang kemarin mungkin sudah puas sekarang. Itu yang terpenting,” kata Buwas.
Untuk itu, ia mengatakan saat ini memanfaatkan kesempatan pensiunnya untuk melayani keluarganya.
“Jadi mungkin kesempatan pertama ini bagi saya untuk mengabdi pada keluarga, karena 34 tahun terakhir telah mengabdi pada negara. Sekarang kita melayani keluarga,” kata Buwas.
(tribunnews / berita kota / wikipedia)
BERITA TERPOPULER :
Baca juga: Masih Ingat Daeng Koro, Mantan Kopassus TNI yang Jadi Teroris? Bunuh Polisi Hingga Gerakan MIT Poso
Baca juga: Jarang Tersorot Media, Ternyata Putri Primus dan Jihan Fahira Sudah Dewasa, Begini Potret Cantiknya
Baca juga: Kisah Niko Njotorahardjo, Pendeta Dipakai Tuhan dalam Pujian Penyembahan, Banyak Orang Dipulihkan
TONTON JUGA :
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Biodata Budi Waseso (Buwas) yang Berani Sebut 2 Menteri Instruksikan Impor Beras, Mantan Kabareskrim
Editor: Musahadah
Baca juga artikel lainnya tentang Budi Waseso