Kala itu, JK memutuskan untuk bersaing menghadapi SBY.
(Foto: Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla (JK). Pilpres 2009. (ANTARA/Saptono/pras.)
Bukan tanpa alasan, JK memilih bertarung pada Pilpres 2009 ternyata untuk menjaga harga dirinya sekaligus harkat martabat Partai Golkar.
Karena harga diri itu pula, Kalla tetap nekat bertarung menghadapi SBY
kendati menyadari keputusannya tak akan membuahkan hasil kemenangan bagi dirinya.
"Sebenarnya itu hanya karena, saya tahu susah menang, tapi karena saya ketua partai,
ada harkat partai," ujar Kalla dalam Program Bukan Begini Bukan Begitu yang tayang di kanal Youtube Kompas.com, Senin (22/2/2021).
Kalla mengungkapkan, alasannya memutuskan mencalonkan diri menjadi calon presiden tak lepas dari permintaan SBY
yang menginginkan supaya Golkar mengusulkan lima nama yang akan menjadi pasangannya.
Permintaan SBY tersebut sontak membuat harga diri Kalla terusik.
Demi menjaga harga diri tersebut, Kalla yang saat itu mengemban Ketua Umum Partai Golkar memilih jalur pertarungan ketimbang melanjutkan kerja sama antar keduanya.
Kalla kemudian menggandeng Wiranto dari Partai Hanura untuk menghadapi SBY yang berpasangan dengan Boediono.
Selain SBY-Boediono, Kalla dan Wiranto juga menghadapi Megawati Soekarnoputri yang berpasangan dengan Prabowo Subianto.
Kendati demikian, Kalla mengakui saat itu dirinya masih menginginkan kembali berpasangan dengan SBY.