Gemuk Dianggap Cantik, Gadis Ini Dipaksa Makan Hingga 5 Kali Sehari, 'Jika Menolak Aku Dipukul'

Editor: Finneke Wolajan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tradisi Leblouh di mana anak perempuan dipaksa makan banyak melebihi normal, agar tubuhnya cepat bertambah gendut dan bisa menikah

"Hal tersulit, yakni melawan agar tidak muntah. Jika aku menolak makanan dan muntah, ibuku mencubit atau memukulku,

"Saat aku bertambah tua, aku sadar tubuhku berubah banyak. Aku bertambah berat dengan cepat," ceritanya pilu.


Tradisi Leblouh, di mana anak-anak perempuan dipaksa makan banyak agar bisa menikah (eva.vn)

Dalam peraturan tertulis, usia legal menikah di Mauritania yakni 18 tahun.

Namun, menurut penelitian satu dari 3 gadis di sana menikah di bawah umur, termasuk Annie.

"Aku dipaksa menikahi teman pamanku yang berusia jauh lebih tua. Aku tidak tau pria itu, dan takut padanya," katanya.

Setahun setelah datang bulan pertama, Annie hamil.

Sejak itu, aku melahirkan 7 anak dan segera menyambut anak ke8, kemudian memutuskan untuk cerai.

Terdengar tidak masuk akal.

Tapi itulah hal menyedihkan yang harus dialami oleh banyak gadis di Mauritania, sebuah wilayah di Afrika Barat.

Di Mauritania, disebutkan bahwa hanya gadis obesitas yang dianggap cantik dan sehat, mengesampingkan masalah kesehatan karena kelebihan berat badan.

Tradisi memaksa anak perempuan makan banyak disebut tradisi Leblouh.


Remaja perempuan dipaksa makan banyak agar tubuhnya obesitas (eva.vn)

Berdasarkan laporan, anak-anak perempuan muda di Mauritania dipaksa mengonsumsi hingga 9000 kalori sehari, empat kali lebih banyak dari rekomendasi.

Ketika memasuki musim 'pemaksaan makan', hampir seperempat gadis di Mauritania dipaksa untuk makan.

Halaman
123

Berita Terkini