Di kota Dawei selatan Myanmar, 7 polisi bergabung dengan pedemo anti-kudeta.
Kemudian di sejumlah wilayah Myanmar dalam beberapa hari terakhir ada brigade pengawas yang dibentuk warga setempat, guna mencegah penangkapan penduduk meski bertentangan dengan jam malam yang ditetapkan militer.
"Kami tidak percaya siapa pun sekarang, terutama yang berseragam," kata Myo Ko Ko, seorang anggota patroli jalan di Yangon.
Di dekat stasiun kereta pusat kota, warga menempatkan batang pohon untuk menutup jalan agar kendaraan polisi tidak bisa lewat, dan mencegah petugas menarik karyawan kereta yang mogok untuk bekerja.
Militer Myanmar sejauh ini tidak menggubris seruan internasional untuk menghentikan kudeta.
Mereka bersikeras kudeta militer Myanmar sudah benar, karena mengeklaim ada kecurangan di pemilu 2020.
Militer memerintahkan jurnalis tidak menyebutnya pengambilalihan kekuasaan melalui kudeta, juga menginstruksikan wartawan di Myanmar tidak menayangkan berita yang meresahkan publik saat melaporkan dari lokasi kejadian. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Subscribe YouTube Channel Tribun Manado: