TRIBUNMANADO.CO.ID - Situasi Myanmar, berikut Informasi Terkini.
Massa ditembak militer. Ada yang ditangkap.
Demonstran ditembaki aparat keamanan Myanmar.
Sejumlah jurnalis ditangkap di utara Myanmar, dalam upaya meredam Aksi Protes pada Minggu (14/2/2021).
Demo anti- kudeta Myanmar terus memanas belakangan ini.
Massa tetap menuntut pembebasan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi yang ditahan militer.
Melansir AFP, tentara menembakkan gas air mata lalu menembaki kerumunan yang berkumpul di Myitkyina.
Seorang wartawan di tempat kejadian mengatakan, tidak diketahui berapa banyak yang terluka dalam penembakan itu, dan jenis peluru apa yang dipakai.
"Kami tidak tahu apakah polisi memakai peluru karet atau timah panas," ujar wartawan tersebut.
Polisi kemudian menangkap setidaknya lima jurnalis yang melaporkan langsung dari tempat kejadian, menurut kantor berita di kota tersebut.
Kendaraan lapis baja juga sempat terlihat lalu-lalang di ibu kota komersial Yangon pada Minggu sore.
Pernyataan bersama dari duta besar Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Uni Eropa mendesak pasukan keamanan untuk tidak membahayakan warga sipil.
"Kami menyerukan pasukan keamanan untuk menahan diri dari kekerasan terhadap demonstran, yang memprotes penggulingan sah mereka," kata para dubes tersebut dikutip dari AFP.
Aparat keamanan telah menangkap setidaknya 400 orang sejak hari pertama kudeta Myanmar, kata kelompok pemantau Assistance Association for Political Prisoners.
Namun, penangkapan itu tidak melunturkan semangat demonstran yang tetap menjalankan aksi unjuk rasa untuk hari ke-9 secara beruntun pada Minggu (14/2/2021).
Di kota Dawei selatan Myanmar, 7 polisi bergabung dengan pedemo anti-kudeta.
Kemudian di sejumlah wilayah Myanmar dalam beberapa hari terakhir ada brigade pengawas yang dibentuk warga setempat, guna mencegah penangkapan penduduk meski bertentangan dengan jam malam yang ditetapkan militer.
"Kami tidak percaya siapa pun sekarang, terutama yang berseragam," kata Myo Ko Ko, seorang anggota patroli jalan di Yangon.
Di dekat stasiun kereta pusat kota, warga menempatkan batang pohon untuk menutup jalan agar kendaraan polisi tidak bisa lewat, dan mencegah petugas menarik karyawan kereta yang mogok untuk bekerja.
Militer Myanmar sejauh ini tidak menggubris seruan internasional untuk menghentikan kudeta.
Mereka bersikeras kudeta militer Myanmar sudah benar, karena mengeklaim ada kecurangan di pemilu 2020.
Militer memerintahkan jurnalis tidak menyebutnya pengambilalihan kekuasaan melalui kudeta, juga menginstruksikan wartawan di Myanmar tidak menayangkan berita yang meresahkan publik saat melaporkan dari lokasi kejadian. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Subscribe YouTube Channel Tribun Manado: