Hari Pers Nasional 2021

PWI Sulut Gelar HPN di Mapalus Kantor Gubernur, Sebelum Masuk Ruangan di Rapid Antigen

Editor: Aswin_Lumintang
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sulut foto bersama Assisten I Setprov Sulut, Eddison Humiang

Setelah melalui proses panjang, Presiden Soeharto melalui Keputusan Presiden Nomot 5 Tahun 1985 menetapkan tanggal 9 Februari sebagai Hari Pers Nasional.

Jokowi saat menyampaikan sambutan dalam Hari Peringatan Pers 2020, Jumat (8/1/2020). Hari Pers Nasional 9 Februari, Ini Sejarah hingga Tema Hari Pers Nasional 2021. (Tangkap Layar Youtube Sekretaris Presiden)
Berikut ini sejarah hingga tema HPN 2021:

Presiden Jokowi Jadi Yang Pertama Divaksin Covid-19 (Tribunnews)

Tema Hari Pers Nasional 2021

Hari Pers Nasional 9 Februari 2021 mengangkat tema Bangkit dari Pandemi, Jakarta Gerbang Pemulihan Ekonomi, Pers sebagai Akselerator Perubahan.

Sejarah Hari Pers Nasional

Berikut sejarah Hari Pers Nasional yang Tribunnews.com kutip dari tulisan Tribuana Said di laman Persatuan Wartawan Indonesia, pwi.or.id:

Dalam sejarahnya, wartawan Indonesia tercatat sebagai patriot bangsa bersama para perintis pergerakan di berbagai pelosok tanah air yang berjuang untuk menghapus penjajahan.

Di masa pergerakan wartawan bahkan menyandang dua peran sekaligus, sebagai aktivis pers yang melaksanakan tugas-tugas pemberitaan dan penerangan.

Dimaksudkan untuk membangkitkan kesadaran nasional dan sebagai aktivis politik yang melibatkan diri secara langsung dalam kegiatan membangun perlawanan rakyat terhadap penjajahan.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, wartawan Indonesia masih melakukan peran ganda sebagai aktivis pers dan aktivis politik.

Pada tanggal 9 Februari 1946, perjuangan wartawan dan pers Indonesia memperoleh wadah dan wahana yang berlingkup nasional dengan terbentuknya organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).

Kelahiran PWI di tengah kancah perjuangan mempertahankan Republik Indonesia dari ancaman kembalinya penjajahan, melambangkan kebersamaan dan kesatuan wartawan Indonesia dalam tekad dan semangat patriotiknya untuk membela kedaulatan, kehormatan serta integritas bangsa dan negara.

Bahkan, wartawan Indonesia menjadi semakin teguh dalam menampilkan dirinya sebagai ujung tombak perjuangan nasional menentang kembalinya kolonialisme dan dalam menggagalkan negara-negara yang hendak meruntuhkan Republik Indonesia.

Pada tanggal 8 Juni 1946 tokoh-tokoh surat kabar, tokoh-tokoh pers nasional berkumpul di Yogyakarta untuk mengikrarkan berdirinya Serikat Penerbit Suratkabar (SPS).

Sebenarnya SPS telah lahir jauh sebelum tanggal 6 Juni 1946, yaitu tepatnya empat bulan sebelumnya bersamaan dengan lahirnya PWI di Surakarta pada tanggal 9 Februari 1946.

Halaman
1234

Berita Terkini