TRIBUNMANADO.CO.ID - Bank Indonesia (BI) memandang optimis tahun 2021. meski pandemi Covid-19 masih berlangsung.
Sejumlah indikator menunjukkan fundamental ekonomi Bumi Nyiur Melambai bisa pulih.
Berikut rangkuman wawancara Tribun Manado dengan Kepala Perwakilan BI Sulut, Arbonas Hutabarat terkait pemulihan ekonomi Sulut di tengah pandemi, pengendalian inflasi dan tema terkait lainnya.
Tribun Manado (TM): Selamat sore Pak Arbonas. Terima kasih sudah menerima kami. Apa kabar pak, pasti sehat ya?
Arbonas Hutabarat (AH): Sore, syukur kita masih ketemu. Artinya kita sehat.
TM: Pak, tahun 2021 sudah sebulan berjalan dan kita masih dikungkung pandemi Covid-19. Bagaimana BI melihat kondisi ini, seperti apa ekonomi Sulut tahun ini?
AH: Kita perlu melihat dulu ke tahun lalu. Adanya pandemi Covid-19 melahirkan pembatasan sosial. Mobilitas masyarakat dibatasi sehingga semua kegiatan ekonomi juga terbatas.
Dampak langsungnya pada perekonomian ialah roda ekonomi bergerak lambat. Pada triwulan I 2020, ekonomi Sulut masih tumbuhtumbuh 4,3 persen.
Begitu Covid, langsung minus 3,83 persen di triwulan II. Pada triwulan III sudah membaik tapi masih minus 1,29 persen.
Nah, kita harapkan di triwulan IV bisa tumbuh 0,93 persen dengan demikian bisa mendorong PE 2020. Menang belum positif tapi minus di bawah 0,5 persen.
Untuk bisa tumbuh, paling tidak harus positif 1,5 persen di kuartal ke empat.
TM: Artinya BI optimis tahun ini lebih baik?
AH: Agar bisa tumbuh, maka paling tidak kuartal keempat itu harus surplus 1,5 persen. Itu bisa tumbuh secara akumulatif.
TM: Apa saja faktor penentu sehingga ekonomi diprediksi membaik?
AH: Sekarang pemerintah sudah melakukan vaksinasi. Kemudian masyarakat sudah terbiasa dengan protokol Covid-19. Ini akan memberikan gairah baru, sentimen positif bagi dunia usaha.
TM: Kalau begitu, sektor apa saja yang bisa dihidupkan meskipun ini masih pandemi?
AH: Analisa kami berdasarkan 'ninebox theory', ada sejumlah sektor produktif yang masih bisa digenjot. Rendah risiko Covid-19 tapi dampaknya besar.
TM: Apa saja sektor itu?
AH: Pertama sektor yang risiko rendah, pertanian kehutanan dan perikanan serta administrasi pemerintahan dan pertahanan. Kedua, risiko mendium yakni pertambangan, informasi dan komunikasi, jasa keuangan dan industri pengolahan.
Sektor-sektor ini bisa dibuka tapi secara hati-hati. Mengapa dibuka, sektor-sektor ini berkontribusi 49,3 persen di sektor tenaga kerja di Sulut. Begitu juga di PDRB, sebesar 49 persen.
TM: Kiat lainnya?
AH: Tentu saja penyerapan fiskal pemda. Baik provinsi maupun kabupaten kota. Terkait ini, kita terus mendorong digitalisasi sektor pemerintahan.
TM: Kalau demikian, BI memprediksi sejauh mana ekonomi Sulut bisa tumbuh?
AH: Kami optimistis, PE Sulut tahun ini bisa di tentang 4-5 persen.
Mengapa? Kinerja ekspor kita tetap baik. Kalau melihat ekonomi AS dan Tiongkok sudah tumbuh di tengah pandemi. Artinya, permintaan mereka mulai naik lagi. Nah, sumber pemenuhannya dari Indonesia, termasuk Sulut.
Kita bisa kirim ikan, aneka bahan baku ke sana.
Begitu pula harga kopra, saat ini cenderung membaik dari awalnya Rp 6-7 ribuan, sekarang malah mencapai Rp 11 ribuan.
TM: Bicara pertumbuhan ekonomi tak lepas dari pengendalian inflasi, akan seperti apa inflasi tahun ini?
AH: Tahun lalu memang terjadi dus inflasi, anomali akibat pandemi Covid-19. Inflasi jika dikendalikan tentu baik. Target kita 3 plus minus satu perawatan.
Nah, tahun 2020 pola historis adanya kebaikan harga di momen hari-hari besar keagamaan justru tak terjadi. Harga malah turun.
Hal ini diakibatkan permintaan dan konsumsi yang turun. Bukan karena terbatasnya pasokan.
Kami melihat, komoditas barito (bawang, rica dan tomat) tetap perlu diperhatikan karena selama ini menjadi penentu inflasi.
Adanya inflasi akan mendorong pelaku usaha berproduksi. Kalau harga turun terus, tentu pelaku usaha akan diam dan tak mau berproduksi.
TM: Pertanyaan terakhir, apa harapan BI bagi masyarakat Sulut
AH: Kita tetap disiplin menetapkan protokol kesehatan demi memutus rantai pandemi Covid-19. Sebagai daerah yang sangat potensial, kaya sumber daya, Sulut harus pulih lebih cepat dari daerah lain. Bagi masyarakat, mari dukung program pemerintah daerah untuk memulihkan perekonomian.
TM: Baik, terima kasih pak atas waktunya. Ada banyak hal yang kita dapatkan.
AB: Sama-sama, sukses dan salam sehat ya.(ndo)