TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Pengiriman Langsung atau biasa disebut Direct Call dari Manado ke Jepang.
Ternyata membawa hasil yang luar biasa bagi Produksi Perikanan di Sulawesi Utara (Sulut).
Bahkan, produk perikanan di Provinsi Sulut berhasil meraup hingga belasan miliar hanya
dalam waktu tiga bulan saja.
BERITA TERPOPULER :
• Usai Digelari NU Cabang Nasrani, Kapolri Instruksikan Semua Pimpinan Polri di Daerah Temui Kiai NU
• SINOPSIS Ikatan Cinta Hari Ini Jumat 29 Januari 2021: Tak Jadi Rujuk, Andin dan Al Terancam Bercerai
• Sosok Bupati Cantik Tetty Paruntu, Kakak Michaela, Selalu Tampil Modis, Jadi Kolektor Tas Branded
TONTON JUGA :
Berdasarkan data yang diperoleh Tribunmanado.co.id, dari Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu
dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Manado.
Jika sejak September hingga Desember 2020, ada 14 kali pelaksanaan direct call yang dilakukan
dari Manado ke Jepang.
Menurut Kepala BKIPM Manado, M Hatta Arisandi jika total volume komoditi perikanan yang
diterbangkan ke Jepang mencapai 98 ton.
"Hasil penjualan dari 14 kali direct call ini mencapai 1.042.426 USD atau bila dirupiahkan menjadi
Rp 14 Miliar lebih," ujar Hatta ketika berbincang dengan Tribun Manado, Jumat (29/1/2021) di kantornya.
Hatta menambahkan jika dalam 14 kali direct call Manado-Jepang ini, ada 14 Unit Pengelolaan Ikan (UPI)
yang melakukan pengiriman.
"Sembilan UPI lama dan Lima sisanya adalah UPI baru," bebernya.
Ia menambahkan hingga saat ini di Sulut sudah ada 43 UPI yanf telah disertifikasi HACCP.
Sertifikasi HACCP merupakan salah satu persyaratan ekspor yang harus dipenuhi oleh pelaku
usaha yang akan melakukan ekspor produk perikanan.
"Bersama-sama dengan Bea Cukai Manado, kami terus melakukan door to door, dan mempermudah
proses pembuatan izin pengiriman, agar semua UPI bisa melakukan eskpor," ungkapnya.
Pria asal Makassar itu membeberkan, jika rata-rata volume yang dilalulintaskan per direct call
adalah 6.998 Kilogram.
Sedangkan estimasi biaya cargo dengan adanya direct call adalah sebesar Rp 218 juta.
Atau sebesar 56,81 persen, dari biaya sebelum dilakukan direct call.
"Jadi dengan adanya direct call ini, pengusaha perikanan di Sulut bisa berhemat hingga
ratusan juta," ungkapnya.
Hatta pun membeberkan jika ada lima produk unggulan yang selalu diburu oleh pasar di Jepang.
Di antara, Fresh Yellowfin Tuna Whole, Fresh Yellowfin Tuna Loin, Frozen Tilapia, Live Lobster,
dan Live Ornamental Marine Fish.
"Ini adalah komoditi yang paling banyak diburu di Jepang," aku dia.
"Tapi yang harus diingat adalah bagaimana menjaga kualitas dari komoditi yang dikirim,
karena Jepang hanya membeli produk yang punya great A," aku dia.
Pria empat anak ini berharap kedepannya akan ada pengiriman langsung ke
negara-negara selain Jepang.
"Kami berharap tentunya akan ada ekspor langsung ke Singapura, Malaysia,
dan masih banyak negara lain," aku dia.
"Karena ini akan sangat baik bagi iklim perikanan Sulut, dan meningkatkan kesejahteraan
para nelayan," tandasnya.
(Tribunmanado.co.id/Nielton Durado)
BERITA PILIHAN EDITOR :
• Anggota TNI Dianiaya 10 Orang, Tegur Balap Liar dan Sempat Adu Mulut, 4 Remaja Ditangkap
• Ingat Rustam Effendi, Wali Kota Jakarta Utara yang Mundur Dikritik Ahok? Kini Ungkap Aib Konflik BTP
• Terkumpul Wakaf Tunai Rp 328 miliar, Wapres Panggil Erick Thohir Minta Dukung Wakaf Uang
TONTON JUGA :