TRIBUNMANADO.CO.ID - Takut, deg-degan, sempat dirasakan Imam Al-Aziz (25), saat dirinya beralih tugas dari mengantar anak sekolah menjadi mengantar pasien covid 19.
Namun seiring berjalannya waktu dalam satu bulan Imam Al Aziz akhirnya bisa terbiasa.
Takut terjangkit covid 19 tetap dia rasakan setiap kali mengantar pasien covid 19 dari puskesmas kecamatan menuju rumah sakit darurat.
Imam Al-Aziz pun rutin melakukan pengecekan kesehatan.
Begini cerita selengkapnya.
Bus sekolah dengan cat kuning tua terparkir rapi di depan pintu masuk Puskesmas Sawah Besar, Jakarta Pusat, Sabtu (26/9/2020).
Kali ini ada yang berbeda dari bus sekolah itu.
Bus yang biasa mengantar anak pergi ke sekolah menuntut ilmu dan pulang menjemput anak-anak tersebut dari sekolah menuju rumah kini beralih fungsi.
Saksi bisu gelak tawa dan cerita murid sekolah kini hanya bisa menyaksikan kegelisahan mungkin juga kesedihan penumpangnya sejak pandemi melanda.
Bus sekolah itu dipersiapkan sebagai alat transportasi yang membawa para pasien terindikasi positif Covid-19 ke Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, Kemayoran.
Imam Al-Aziz (25), pria yang berprofesi sebagai supir bis sekolah selama tiga tahun itu sedang bersiap memakai Alat Pelindung Diri (APD)
Sudah sebulan belakangan ini Imam Al-Aziz memiliki tugas lain.
Bukan mengantar anak-anak melainkan mengantar Pasien Covid-19 dari puskesmas kecamatan menuju rumah sakit darurat.
Imam mengaku dirinya sempat takut ketika awal penugasan menjadi pengantar para pasien Covid.
“Awalnya ada rasa deg-deg an bawa pasien covid tapi sekarang sudah biasa saja” tutur Imam sembari melengkapi APD nya.