Cafe milik Benjamin Tarigan di Jalan Mogandi, Malalayang itu ramai saban hari.
Dari buka 10 tujuh pagi hingga tutup jam tujuh malam, Cafe Saroha selalu ramai.
Mereka datang menikmati BPK. Ada pula Lomok-lomok (Saksang babi)
dan beberapa menu khas Batak lainnya. Namun, BPK tetaplah favorit.
Dari masyarakat biasa, mahasiswa para dokter, pimpinan TNI di Sulut,
pejabat lembaga vertikal, pimpinan Kepolisian, bankir,
pejabat daerah jadi langganan.
Para dokter, residen dan spesialis di RSUP Kandou jadi
pelanggan tetap cafe ini.
"Saya selaku ke sini. Makan BPK di sini karena hanya di sini yang rasanya
pas seperti di Medan," kata Theovani Ginting, pelanggan tetap Saroha.
BPK Saroha memang khas. Tekstur daging babi bakarnya empuk.
Agak berminyak tapi tidak membuat eneg.
Benny, sapaan Benjamin, bilang, ia memasak BPK rata-rata 6-7 kg setiap hari.
"Tiap hari daging baru. Daging BPK tidak boleh masuk es," katanya membuka rahasia.