TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Beratapkan cakrawala, beralaskan pasir putih dan berdindingkan angin sepoi - sepoi, seorang guru dan tiga siswanya menggelar belajar mengajar, Kamis (25/9/2020) pagi.
Tepi pantai Bungin, Lolak, Bolmong, jadi ruang kelas para siswa SDN 1 Motabang, Lolak,
Hal itu sudah berlangsung sejak dua bulan lalu.
Pendemi Covid-19 membuat pembelajaran belum dapat dilakukan di sekolah.
Pelajaran berlangsung lewat sistem kelompok.
• Tim Satgas Covid-19 Bolmut Sasar 64 Orang Kontak Erat Risiko Tinggi Pasien Positif
• Olly - Steven Nomor Urut 3, Steven Kandouw Sentil Sila Ketiga Pancasila
• Welty, Tangkere dan Aske Adu Gaco di Bolmong
Setiap kelompok terdiri dari tiga empat siswa.
Kelompok di tepi pantai itu adalah kumpulan anak nelayan.
Pagi itu, suasana di tepi pantai itu ramai. Nelayan datang dan pergi ke laut.
Namun perhatian mereka tak teralihkan dari pelajaran.
• BREAKING NEWS: Seorang Petugas PLN Tersengat Listrik Saat Bekerja di Bolsel
• Rayakan HUT ke-53, Bupati Minsel Tetty Paruntu Dapat Kejutan Spesial Dari Anak Semata Wayang
Sesekali memang mereka menengok ke laut, menatap ayah mereka yang sedang mendorong
perahu yang kandas di pasir putih.
Tapi setelah itu cepat-cepat berpaling ke arah Rilfa Mareks.
Rilfa adalah guru mereka, wanita muda berjilbab ini bersemangat memberi pelajaran.
Gayanya santuy, tenang dan mengalir, seirama dengan air laut yang teduh.
Suaranya dalam dan berwibawa, sedalam pantai Bungin yang kadang penuh ikan hiu di musim penghujan.
Pelajaran pagi itu dibuka dengan doa.
• Ai Mangindaan: Kami Masih Terbaik
Ia kemudian memeriksa pekerjaan rumah. Pelajaran diberikan Rilfa selama sekira
45 menit, sesudah itu pembinaan karakter.
Selama 20 menit ia mengurai tentang pentingnya menghormati orangtua dan anjuran di masa Covid-19. Pelajaran ditutup dengan doa.
Rilfa kemudian mengantar siswa satu satu ke rumah.
Salah satu orangtua menyuguhi Rilfa dengan kue serta kopi.
"Orangtua sangat mendukung, siswa juga antusias, ini membuat saya kian semangat," katanya.
Rilfa membeber para siswa itu murid kelas 3. Ia sendiri wali kelas 3.
Para murid dibagi menjadi beberapa kelompok.
• Wali Kota Bitung Max Lomban Serahkan Aset Pemerintah, Istri Saya Ikut Kampanye
"Tiap kelompok dapat jatah dua kali seminggu," katanya.
Mengenai kelompok anak nelayan ini, ia punya kesan sendiri.
Mereka, sebut dia, cepat menyerap pelajaran dan rajin.
"Ketiganya berprestasi," kata dia.
Ia mengaku alami seribu satu kesulitan saat mengajar luring.
Banyak siswa yang sudah lupa pelajaran.
"Ada murid kelas tiga yang sudah lupa membaca, saya harus mengajar mereka dari nol lagi," katanya.
Kesulitan lainnya adalah keterbatasan peralatan.
Tak ada papan tulis, membuat ia harus putar otak.
• Kembali Ketambahan 2 Pasien Positif, Kasus Covid-19 di Bolmut Sudah Capai 19 Orang
"Kalau di kelas kan ada papan tulis, kalau di sini tidak. Saya harus memakai metode imajinatif,
seolah ada papan, syukur mereka cerdas," kata dia.
Namun banyak pula kemudahan, Ia tak ribet awasi siswa.
Guru kian dekat dengan orangtua siswa. "Belajar di tepi pantai juga membuat pikiran terasa terbuka," katanya. (art)
• OJK: Sektor Jasa Keuangan Tetap Stabil di Tengah Upaya Pemulihan Ekonomi Nasional
SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUN MANADO: