Perang Afghanistan Taliban

Kisah Wanita Afghanistan, Semua Suaminya Tewas di Medan Perang, Berharap yang Terakhir Selamat

Editor: Rhendi Umar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang anggota pasukan keamanan Afghanistan terlihat sedang berjaga-jaga setelah serangan pria bersenjata di Kabul, Afghanistan, Rabu (8/5/2019).

TRIBUNMANADO.CO.ID - Bentrokan antara pasukan pemerintah Afghanistan dan gerilyawan Taliban belum mereda,

meski pun pembicaraan damai di Qatar telah meningkatkan harapan untuk diakhirinya siklus perang Afghanistan yang tampaknya tak berujung.

Sedikitnya 60 anggota pasukan keamanan Afghanistan dari seluruh negeri tewas dalam sepekan terakhir ketika perang dengan Taliban. 

Taj Bibi yang hamil besar menyaksikan suaminya, Aminullah, berangkat untuk tugas 3 bulan di garis depan, memiliki permohonan sederhana, dia berharap para laki-laki yang berkuasa (pasukan militan Taliban) tidak menjadikannya janda untuk keempat kalinya.

"Saya tidak mampu melihat kelima anak saya menjadi yatim piatu lagi," kata Bibi, wanita 33 tahun, yang tinggal di daerah Sadeqabad di provinsi pegunungan Kunar di Afghanistan timur.

Bibi berusia 18 tahun saat pertama kali menikah dengan kakak laki-laki Aminullah yang berprofesi sebagai tentara.

Hidup berjalan baik, kata Bibi, sampai suaminya tewas dalam pertempuran dengan Taliban.

Dalam beberapa bulan, dia menikah dengan adik laki-lakinya, yang juga seorang tentara.

Sudah umum dalam masyarakat etnis Pashtun bagi para janda untuk menikahi saudara ipar mereka, karena keyakinan bahwa seorang janda tidak boleh menikah di luar keluarga.

Namun, bahkan sebelum dia menerima kehidupan barunya, Bibi yang hamil harus mengidentifikasi jasad yang berdarah adalah suami keduanya, terbunuh karena mempertahankan pos pemeriksaan dari serangan Taliban.

Salahkan diri sendiri

Setelah 90 hari berkabung, dia menyetujui permintaan ayah mertuanya agar dia menikahi putra ketiganya, seorang polisi.

Tak lama, dia juga tewas dalam bentrokan dengan Taliban pada 2017.

Pada tahun yang sama, Bibi menikahi Aminullah, saudara laki-laki keempat, yang menerima adik iparnya yang sudah tiga kali menjanda sebagai istrinya bersama dengan anak-anaknya.

"Kadang-kadang saya menyalahkan Taliban, kadang-kadang saya menyalahkan pemerintah Afghanistan, kadang-kadang saya menyalahkan pasukan asing, tetapi kebanyakan saya menyalahkan diri sendiri atas semua rasa sakit ini," kata Bibi kepada Reuters melalui telepon.

Halaman
12

Berita Terkini