Sehingga rajin mencuci tangan diharapkan dapat menghilangkan virus dari tempat yang mungkin terdapat virus dan tanpa sadar disentuh.
Namun, penyebaran dari permukaan yang terkena virus ini bukanlah cara utama penyebaran Covid-19.
Aerosol di udara
CDC juga mencatat bahwa virus corona dapat menyebar melalui tetesan dan partikel di udara yang terbentuk ketika penderita Covid-19 batuk, bersin, bernyanyi, berbicara, atau bernapas.
"Ada bukti yang berkembang bahwa tetesan dan partikel di udara dapat tetap melayang dan dihirup oleh orang lain, bahkan menempuh jarak lebih dari 2 meter," tulis CDC.
Secara umum, lingkungan dalam ruangan tanpa ventilasi yang baik meningkatkan risiko ini.
Dibandingkan dengan penyakit pernapasan lain, Covid-19 termasuk di antara yang paling mudah menular.
Risiko transmisi hewan dan manusia
Semakin dekat penderita Covid-19 berinteraksi dengan orang lain dan semakin lama interaksinya, risiko penyebaran virus akan semakin tinggi.
Terkait risiko penularan dari hewan ke manusia, CDC menyebut belum ada bukti bahwa hewan berperan penting dalam penyebaran Covd-19.
"Berdasarkan keterbatasan informasi yang tersedia hingga saat ini, risiko penularan Covid-19 hewan kepada manusia tergolong rendah," kata CDC.
"Lebih banyak penelitian diperlukan untuk memahami apakah dan bagaimana hewan yang berbeda dapat terpengaruh oleh Covid-19," lanjutnya.
Akan tetapi, dalam beberapa situasi virus corona kemungkinan dapat menyebar dari manusia ke hewan.
CDC mencatat sejumlah kecil hewan peliharaan di seluruh dunia, termasuk kucing dan anjing, dilaporkan terinfeksi virus corona setelah kontak dekat dengan penderita Covid-19.
Dikutip dari CNN (21/9/2020), pada bulan April, panel ilmiah mengatakan kepada Gedung Putih bahwa penelitian menunjukkan virus corona dapat menyebar tidak hanya melalui bersin atau batuk, tetapi juga hanya dengan berbicara, atau bahkan mungkin hanya bernapas.