Berita Internasional

China Diejek Warganet, Sebar Video Simulasi Serangan ke Pangkalan AS, Comot Adegan Film Hollywood

Editor:
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pesawat Pembom H-6 miliki China yang digunakan membom Pangkalan AS

TRIBUNMANADO.CO.ID - Video propaganda yang dibuat Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China itu disebut sudah ditonton hampir lima juta kali di Weibo.

Namun, sejumlah netizen mengejek film pendek itu karena menggunakan adegan dalam film Hollywood, seperti Transformers maupun The Rock.

"Sungguh beruntung karena di sini tidak ada isu berkaitan hak cipta," ejek salah satu warganet seperti dikutip BBC Senin (21/9/2020).

Netizen lainnya mengaku hanya bisa tertawa karena Beijing ternyata mencomot berbagai klip dalam film produksi Amerika Serikat (As).

"Jangan menggunakan klip dari negara yang payah seperti AS. Saya sudah muak karena orang-orang memerhatikannya di Twitter," sahut warganet lainnya.

Pesaat militer China, KJ-500. (DEFENSE WORLD)

Video berdurasi dua menit, berjudul Gods of War - Attack! dirilis oleh angkatan udara "Negeri Panda" pada Sabtu (19/9/2020).

Menggunakan musik yang dramatis, mereka mempertontonkan pesawat H-6 menjatuhkan bom di Pangkalan Udara Andersen milik AS di Guam.

"Kami adalah penjaga udara tanah air. Kami yakin dan percaya dengan kemampuan kami melindungi angkasa bumi pertiwi," kata angkatan udara.

Namun, video tersebut langsung menarik perhatian karena ternyata adegan yang dipakai berasal dari The Transformers: Revenge of the Fallen.
Tidak ada tanggapan dari Beijing mengenai ejekan itu. Namun sumber kepada South China Morning Post berujar, adalah lumrah jika mereka "meminjam" dari Hollywood.

Pesawat Pembom H-6 miliki China yang digunakan membom Pangkalan AS (ist)

"Hampir semua perwira di sini tumbuh besar menonton film AS. Jadi di benak mereka, film perang AS sangatlah keren," ujar dia.

Video itu dirilis bersamaan dengan kabar Beijing menggelar latihan militer dekat Taiwan, di tengah kunjungan pejabat AS.

Colin Koh, peneliti dari Singapore's Institute of Defence and Strategic Studies kepada Reuters berkata, video itu bisa jadi merupakan peringatan.

"Mereka ingin menunjukkan bahwa Guam bisa jadi dalam ancaman jika konflik di Taiwan maupun Laut China Selatan pecah," bebernya.

Artikel ini telah tayang dKompas.Com

Berita Terkini