TBC

Tak Kalah Berbahaya dari Covid-19, Berikut Proses Pengobatan Penyakit TBC

Penulis: Isvara Savitri
Editor: David_Kusuma
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Tuberkulosis (TBC).

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Tak hanya penyakit Covid-19 yang berbahaya, di Indonesia tuberkulosis (TBC) cukup menjadi penyakit yang dikhawatirkan banyak orang.

Bahkan menurut dr Maria Simanjuntak, seharusnya kita lebih takut dengan penyakit TBC.

"Kalau Covid-19 selama tidak ada masalah bawaan dia akan sembuh sendiri, jika daya tahan tubuh bagus dengan dikasih vitamin. Pastinya akan sembuh selama 14 hari atau katakanlah satu bulan selesai. Kalau TBC kan enggak," ujar dr Maria Simanjuntak, Jumat (31/7/2020).

Ya, TBC sendiri memang membutuhkan waktu lama untuk bisa sembuh.

Terima Sapi Kurban dari Presiden, Warga Bolsel Berterima Kasih Pada Jokowi

Dalam kehidupan sehari-hari pun mereka juga harus menerapkan protokol kesehatan seperti yang diterapkan pemerintah saat ini seperti menggunakan masker dan rajin cuci tangan.

Selain itu biasanya perawatannya membutuhkan waktu minimal enam bulan hingga 12 bulan.

Obatnya pun tak main-main, bisa sampai lima jenis obat mulai dari obat anti TBC hingga obat pengikut lainnya.

Hal tersebut karena biasanya pasien TBC mengalami banyak gejala mulai dari batuk hingga efek samping yang ditimbulkan dari obat lain.

Duta Lingkungan Sulut dan Bitung Menanam Bibit Pohon di Hutan Adat Negeri Danowudu

Jika penderita putus tengah jalan meminum obatnya, maka ia tak lagi didiagnosa TBC biasa tetapi menjadi TBC putus obat.

"Kalau setahun kemudian dia kambuh lagi diagnosanya sudah ganti menjadi TBC putus obat atau TBC relapse. Nah obat lama yang digunakan sudah tidak mempan lagi jadi harus ganti obat lain yang dosisnya bisa jadi lebih tinggi," kata dr. Maria.

Itulah letak kesulitan pengobatan TBC karena banyak orang yang sulit disiplin meminum obat.

dr. Maria mengatakan biasanya orang minum obat maksimal tiga bulan lalu setelahnya mulai kendur, itulah yang berbahaya.

Idul Adha 1441 H, Medy Lensun: Semoga Kita Menjadi Manusia yang Lebih Bijaksana

Meskipun obat yang diminum dalam jumlah banyak, seharusnya tidak membahayakan ginjal karena dosisnya sudah dihitung dan yang terpenting adalah banyak minum air putih.

"Tapi ada juga yang kemudian nggak dilanjutkan checkup, padahal kan kalau checkup bisa saja dosisnya turun. Kalau nggak checkup terus dia beli obat di luar misal dosisnya 300 mg ya dia akan pakai itu terus. Nah itu yang bisa membahayakan ginjal," tambahnya.

Maka, jika pasien sulit mematuhi proses pengobatan, pilihan satu-satunya adalah rawat inap selama paling tidak seminggu untuk membiasakan pasien.(*)

Nenek Tarwiyah Senang Dapat Lagi Daging Kurban


Berita Terkini