UFC

Tentang Kekuatan Brutal Conor McGregor, Nate Diaz: Di ronde Kedua, Es dan Darah Masuk ke Mata Saya

Editor: Rizali Posumah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Conor McGregor saat kalahkan Donald Cerrone pada UFC 246, Minggu (19/1/2020)

Petinju AS, Paulie Malignaggi, bersikeras bahwa McGregor tidak boleh diremehkan meski dia berasal dari UFC.

"Dia bukan petinju yang lemah. Pukulannya keras, tangan kirinya besar. Jika Conor memukulmu, kamu akan merasakannya," ucap Malignaggi.

"Saya akan mengatakan dia seorang petinju di atas rata-rata. Jika dia menyerang dengan sarung tinju, itu mungkin akan menarik perhatianmu."

"Saya sudah berdebat dengan ribuan putaran dalam hidup saya dan lawan yang memiliki kekuatan mungkin hanya segelintir. Lebih dari segalanya, dia akurat dan saya pikir itulah yang berperan dalam kesuksesan yang dia miliki dengan pukulannya," tutur Malignaggi.

"Tidak ada yang luar biasa kuat. Maksud saya dia punya kekuatan. Dia lebih akurat dari yang saya katakan daripada apa pun."

4. Jose Aldo (Brasil)

Jose Aldo tersingkir oleh pukulan McGregor setelah hanya bertarung 13 detik di UFC 194.

Taktik yang dikerahkan oleh petarung Brasil bisa dipertanyakan ketika dia merasakan kekuatan penuh dari tinju The Notorious.

Namun, dia masih tidak menganggapnya sebagai salah satu pemukul tersulit sepanjang masa dalam olahraga ini.

"Dia memiliki pukulan yang bagus, tetapi dia tidak bisa mengatakan bahwa dia adalah pemukul terbesar, " ucap Aldo.

5. Owen Roddy (Irlandia)

Pelatih McGregor, Owen Roddy telah mengasah kekuatan pukulan pria berusia 31 tahun itu dan menggambarkannya sebagai petarung unik.

McGregor mampu menghindari dan bereaksi secepat kilat. Dia juga dapat dengan andal menggunakan cadangan energinya hanya dalam beberapa ronde.

"McGregor memiliki lengan yang sangat panjang dan dia menggunakannya dengan sangat baik."

6. Eddie Alvarez (AS)

Khabib Nurmagomedov, Eddie Alvarez, Tony Ferguson (NET/Kolase)
Halaman
123

Berita Terkini