News

Hubungan Memanas, Kini Korea Utara 'Siap Beraksi' Melawan Korea Selatan

Editor: Glendi Manengal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Militer Korea Utara

TRIBUNMANADO.CO.ID - Dalam ketegangan dua negara selama dua pekan terakhir, kini korea utara "siap beraksi" melawan Korea Selatan.

Hal tersebut dinyatakan pihak Korea Utara setelah sebelumnya sempat mengancam Korea Selatan.

Bahkan diketahui sejak akhir mei, Pyongyang sudah melontarkan serangkaian serangan verbal ke Seoul buntut aktivitas para pembelot di perbatasan.

Para pembelot Korea Utara itu sering mengirim barang seperti USB berisi drama Korea Selatan, uang pecahan 1 dollar, dan pamflet melalui balon.

 

Lebih Pilih Prabowo Subianto Dibanding Habib Rizieq, Ini Alasan Ahmad Dhani

Militer Korea Utara (Yonhap/Telegraph)

Dilansir AFP Selasa (16/6/2020), pamflet itu berisi kritikan terhadap Kim Jong Un yang dianggap melanggar HAM demi ambisi nuklir pribadinya.

Seoul sebenarnya sudah berusaha melarang mereka, karena khawatir aktivitas tersebut bisa memicu risiko warga yang berada di perbatasan.

Namun, Korea Utara menganggap negara tetangganya itu belum cukup menindak pembangkang, sehingga memberikan ancaman kepada Negeri "Ginseng".

Pekan lalu, pemerintah negeri komunis mengumumkan mereka berencana untuk memutus segala hubungan komunikasi dengan Korsel.

Analis menyatakan, Korut mungkin akan mengemas krisis itu untuk menekan Korsel, di tengah kolapsnya perundingan denuklirisasi dengan AS.

Dikutip kantor berita KCNA, Kantor Staf Jenderal Tentara Rakyat Korea (KPA) menyatakan bahwa hubungan dua Korea saat ini memburuk.

Karena itu, tentara Korea Utara tengah "meninjau rencana" untuk "mengubah garis depan menjadi benteng", termasuk memasuki zona demiliterisasi (DMZ).

Laporan dari Korea Selatan menyebutkan, rencana itu bisa jadi mendirikan lagi pos penjagaan di zona demiliterisasi, yang sempat disepakati untuk dihapus pada 2018.

Militer Korut juga menyatakan, mereka berencana untuk menerapkan "penyebaran selebaran skala besar" ke wilayah negeri tetangga.

Pada Senin (15/6/2020), Presiden Korsel Moon Jae-in menyerukan pemerintahan Kim Jong Un "untuk tidak menutup pintu dialog".

Sejak Pyongyang mengecam adanya selebaran menentang mereka, Korsel melalui kementerian unifikasi sejatinya sudah melayangkan laporan ke polisi.

Mereka menyasar dua kelompok pembangkang yang dianggap bertanggung jawab, dan memperingatkan mereka bisa "menindak" para aktivis tersebut.

Dua Korea secara teknis masih terlibat konflik, karena Perang Korea pada 1950-1953 hanya diakhiri gencatan senjata, bukan perjanjian damai.

Korea Selatan dan Korea Utara dilaporkan terlibat baku tembak di zona demiliterisasi (BBC)

Korea Utara Ancam Korea Selatan

Korea Utara mengancam, mereka akan segera mengerahkan militer hingga ke zona demiliterisasi yang berbatasan dengan Korea Selatan.

Ancaman itu merupakan babak baru ketegangan dua Korea, yang dipicu aktivitas para pembelot Korut menyebarkan selebaran anti-Pyongyang di perbatasan.

Selama akhir pekan, adik Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, Kim Yo Jong, sudah memerintahkan militer mengambil tindakan atas "musuh mereka".

Kini, tentara Korut menyatakan "siap mengubah garis depan menjadi benteng sekaligus meningkatkan kewaspadaan pertahanan mereka".

Kementerian Pertahanan Korea Selatan menyatakan, mereka tengah berdiskusi dengan AS untuk memantau pergerakan angkatan perang tetangganya itu.

Presiden Joko Widodo Ajukan 31 Nama Calon Duta Besar Kepala Dewan Perwakilan Rakyat, Ini Daftarnya

Apa yang Pyongyang katakan?

Dilansir BBC Selasa (16/6/2020), baik Korea Utara dan Korea Selama dipisahkan oleh apa yang disebut Zona Demiliterisasi (DMZ).

Zona tersebut merupakan kawasan perbatasan yang memisahkan dua negara sejak Perang Korea yang berlangsung pada 1950 sampai 1953.

Meski namanya zona demiliterisasi, wilayah itu adalah yang terketat di dunia, dengan ranjau dan kawat berduri dipasang di masing-masing negara.

Pada Selasa, Pyongyang menuturkan mereka tengah "meninjau" rencana untuk "memberangkatkan militer ke zona demiliterisasi".

Pihak Staf Jenderal menyatakan, mereka dalam "siap siaga tinggi", dan siap "menerapkan secara cepat dan menyeluruh" kepurusan dari pemerintah.

Pernyataan itu muncul setelah pada Sabtu 913/6/2020), Kim Yo Jong melontarkan ancaman akan memberangkatkan pasukan melawan Korea Selatan.

"Saya pikir ini adalah waktu yang tepat untuk memutus hubungan dengan Selatan," jelas adik sekaligus penasihat Kim Jong Un tersebut.

Dia menjanjikan "aksi" denga menginstruksikan militer merancang strategi, dan menutup ancamannya dengan mengatakan "sampah harus dibuang ke tempatnya".

Seoul sudah menganggap ancaman ini serius, di mana pada Minggu (14/6/2020), mereka menggelar rapat darurat yang dihadiri pejabat tinggi pemerintah.

Intelijen sudah mulai dikerahkan ke DMZ, dengan Presiden Moon Jae-in meminta tetangganya itu untuk tenang dan menghindari tindakan gegabah.

Raffi Ahmad Blak-blakan ke Helmy Yahya soal Pendapatannya dari Youtube, Pernah Dapat 5 Miliar

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Militer Korea Utara "Siap Beraksi" Melawan Korea Selatan"

Berita Terkini