Apresiasi itu berwujud tepuk tangan yang mengingatkan pada aksi tepuk tangan pada tiap pukul 7 sore waktu setempat untuk petugas medis yang berjuang melawan virus corona dan menjadi ritual harian di New York selama krisis wabah.
"Terima kasih! Kami mencintai kalian!" teriak seorang pengunjuk rasa yang berhenti dan berfoto selfie dengan para dokter juga perawat.
"Kini para pemrotes yang mengusung isu (rasial), yang membiarkan tubuh mereka di luar sana dengan risiko ditangkap, ditindak aparat, mereka adalah pahlawan saat ini," ujar Idowu.
"Jadi, rasanya pantas bagi kami untuk mendukung dan menghibur mereka dengan cara yang sama dengan ketika mereka mendukung kami saat berjuang melawan Covid-19," tandasnya.
Artikel ini tayang di Kompas.com