Update Virus Corona Sulut

Manfaat Jahe Dalam Mengatasi Infeksi Virus Corona

Penulis: Dewangga Ardhiananta
Editor: Maickel Karundeng
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

dr Ribka Wowor Mkes

Saat ini beredar banyak testimoni bahwa jahe (goraka) dapat menyembuhkan infeksi virus Corona.  Hal ini terbukti dengan melambungnya harga goraka di pasaran. Benarkah bahwa jahe begitu berkhasiatnya?

Jahe mengandung senyawa gingerol dan oleserin serta ghosaol.  Pada penelitian yang dilakukan oleh Tejasari dkk pada tahun 2002 memang diperoleh bahwa ekstrak jahe dapat meningkatkan fungsi limfosit B secara in vitro (di dalam jaringan).

Meningkatnya limfosit B ini berarti semakin meningkat pula jumlah limfosit yang akan dihasilkan nantinya untuk menghadapi infeksi dari luar tubuh. 

Hanya saja, Limfosit B memerlukan waktu untuk membentuk antibodi terhadap infeksi virus. 

Bagaimana Natural Killer Cell yang merupakan lini pertahanan pertama dalam menghadapi infeksi virus?  Penulis menemukan bahwa Tejasari dkk pada tahun 2006 juga meneliti tentang pengaruh ekstrak jahe terhadap aktivitas sitolitik dari Natural Killer Cell. 

Hasilnya diperoleh bahwa pemberian senyawa gingerol dapat meningkatkan aktivitas sitolitik dari Natural Killer Cell. 

Artinya walaupun jumlah sel ini tidak bertambah, tetapi fungsinya untuk menghancurkan virus akan semakin efektif. 

Salah satu komplikasi dari penyakit COVID-19 yang ditakuti oleh para klinisi adalah adanya “badai sitokin” yang terjadi akibat begitu banyaknya sitokin-sitokin proinflamasi yang dihasilkan oleh tubuh. 

Hal ini terjadi sebagai akibat kegagalan sistem pertahanan tubuh dalam mengeliminir infeksi virus tersebut sehingga tubuh terus dipicu untuk menghasilkan reaksi radang. 

Reaksi radang atau inflamasi ini sebenarnya bertujuan untuk menghancurkan agen penyebab infeksi namun juga dapat menyebabkan reaksi tidak baik bagi tubuh seperti timbulnya radikal bebas yang bersifat toksik bagi tubuh. 

Ternyata, jahe memiliki efek antioksidan.  Hal ini dibuktikan oleh penelitian dari Kwanjit Danwilai dkk pada tahun 2017, yang meneliti efek antioksidan dari jahe serta kadar radikal bebas pada pasien yang diberikan preparat jahe oral (ginger suplemen). 

Hasilnya memperlihatkan bahwa sejak hari kedua telah terjadi peningkatan aktivitas antioksidan dalam tubuh walaupun secara statistik tidak bermakna. 

Setelah mengkonsumsi preparat jahe oral selama 22 hari maka peningkatan kadar antioksidan dalam tubuh subyek penelitian meningkat secara signifikan bila dibandingkan dengan kelompok kontrol yang mendapat plasebo. 

Demikian pula dengan kadar radikal bebas yang diperiksa. Sejak hari kedua telah terjadi penurunan kadar radikal bebas secara bermakna (p=0,02), dan pada hari ke-22 penurunan kadar radikal bebas tersebut benar-benar sangat bermakna (p=0,005) bila dibandingkan dengan kelompok konrtol yang tidak mengkonsumsi jahe. 

Hanya saja yang menjadi sel target dalam penelitian ini adalah sel kanker bukan sel virus.  Ada juga penelitian lainnya yang memperlihatkan bahwa ekstrak jahe terbukti meningkatkan proliferasi atau produksi jumlah sel limfosit B, Limfosit T, dan Natural Killer Cell di dalam tubuh. 

Halaman
123

Berita Terkini