Kapal nelayan itu awalnya memiliki lebih dari 40 ABK WNI.
Beberapa turun ketika kapal berlabuh di pelabuhan Busan, Korea Selatan pada akhir April 2020.
Diketahui, seorang pelaut meninggal karena pneumonia di Rumah Sakit Busan pada 27 April 2020.
Menurut Kementerian Luar Negeri, kapal itu telah beroperasi kembali membawa sekira 20 ABK WNI.
Kementerian Luar Negeri mengatakan, ABK sisanya tengah dipulangkan.
Viral karena YouTube Korea Reomit
Kabar ini viral setelah influencer YouTube Korea Reomit mengunggah video di kanalnya.
Pada kanal YouTube Hansol atau lebih dikenal dengan Korea Reomit, dia menyertakan sumber berita yang ia bacakan pada Bolo-bolo, atau orang yang mengikutinya di YouTube.
Konten YouTube Hansol sudah ditonton lebih dari 5,1 juta pengguna YouTube.
Dikutip Tribunnews dari IMBC, Selasa (5/5/2020), diwartakan oleh stasiun TV Korea Selatan MBC, sang anchor menerangkan video yang ditayangkan tersebut.
Lebih lanjut, anchor MBC mengatakan, ini merupakan kematian tragis dan pelanggaran hak asasi manusia yang diterima pelaut Indonesia di atas kapal nelayan China.
Sebagai catatan, berita ini dilaporkan MBC karena kru kapal meminta bantuan pemerintah Korea Selatan dan MBC saat kapal memasuki Pelabuhan Busan.
Pada awalnya, anchor itu menjelaskan, sulit untuk melihat dan memercayai gambar dan bukti yang mereka (kru kapal) berikan.
Bahkan, sebelum MBC melakukan pemeriksaan lebih lanjut, kapal Tiongkok itu berangkat ke laut lepas.
Anchor MBC tersebut menegaskan, investigasi internasional perlu dilakukan untuk mengetahui rincian pelanggaran hak asasi manusia itu lebih jauh.
(*)
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Jakarta Tuntut Penjelasan ke Beijing Atas Kasus 3 Buah ABK WNI Dibuang ke Laut dari Kapal Ikan China, https://bali.tribunnews.com/2020/05/08/jakarta-tuntut-penjelasan-ke-beijing-atas-kasus-3-buah-abk-wni-dibuang-ke-laut-dari-kapal-ikan-china?
Subscribe Youtube Channel Tribun Manado: