Update Virus Corona Dunia

FAKTA BARU, Peneliti China Temukan Virus Corona Bisa Tak Terdeteksi dalam Paru-paru

Editor: Alexander Pattyranie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ciri Virus Corona yang Mewabah di China

TRIBUNMANADO.CO.ID, CHONGQING - Pandemi virus corona/Covid-19 masih terus melanda dunia.

Angka kematian akibat wabah itu terus meningkat.

Peneliti di seluruh dunia pun berlomba-lomba melakukan penelitian terhadap virus mematikan ini.

Sejumlah hasil dari penelitian tersebut mulai menunjukkan karakter sesungguhnya dari virus itu.

Menurut hasil studi China, virus corona ini masih bisa berada di dalam paru-paru dan tidak terdeteksi dengan metode tes biasa.

Ini menjadi jawaban kemungkinan mengapa ada banyak pasien yang terdeteksi positif lagi, meski sudah pernah terkena virus.

Melansir SCMP, penemuan itu diterbitkan dalam sebuah makalah di jurnal peer-review ‘Cell Research’ pada hari Selasa (28/4/2020)

Dokter memindai paru-paru di rumah sakit Huoshenshan, tempat rawat pasien virus corona di Wuhan. Para peneliti berpendapat bahwa metode pengujian umum tidak akan mendeteksi semua jejak virus. (Xinhua via SCMP)

Penelitian ini didasarkan pada pemeriksaan post mortem dari seorang perempuan 78 tahun yang meninggal setelah terjangkit virus corona.

Dia dirawat di Rumah Sakit Pusat Tiga Ngarai di Chongqing pada 27 Januari setelah jatuh.

Dia kemudian juga dinyatakan positif Covid-19, penyakit yang disebabkan oleh virus itu dan kemudian mengembangkan gejalanya.

Setelah menerima pengobatan antivirus, ia dianggap siap untuk dipulangkan pada 13 Februari, setelah mengembalikan hasil negatif dalam tiga kali pengujian, berdasarkan sampel dari bagian belakang hidung dan tenggorokannya.

Kondisinya membaik secara signifikan, didukung oleh CT scan.

Namun, sehari kemudian, dia menderita serangan jantung dan meninggal.

Diana Berrent adalah korban coronavirus pertama di negara bagian New York yang disaring dengan harapan dapat menyumbangkan plasma anti-tubuh yang kaya (AFP / Diana Berrent)

“Kasus ini menunjukkan ada kebutuhan mendesak untuk memahami patogenesis infeksi Sars-CoV-2,” ungkap Dr Bian Xiuwu dari Army Medical University di Chongqing, China.

Komunitas medis belum menetapkan bagaimana virus dapat mempengaruhi tubuh pasien yang pulih.

Halaman
123

Berita Terkini