Menurut Oxley, stroke berat pada pasien infeksi corona kemungkinan dipicu peradangan pada dinding pembuluh darah.
Kondisi tersebut menyebabkan terbentuknya gumpalan darah biang stroke.
Oxley menjabarkan, gejala yang dialami pasien Covid-19 berusia 33 tahun yang ia tangani sebelumnya dalam kondisi sehat.
Namun, wanita tersebut batuk dan sakit kepala selama satu minggu.
Selang 28 jam, pasien tersebut mulai merasakan omongannya tidak jelas, mati rasa, dan sisi sebelah kiri tubuhnya lemah.
Pengalaman sejenis dialami pasien berusia 44 tahun. Dia sekilas tidak menunjukkan gejala khas Covid-19. Dia juga tidak minum obat dan tidak memiliki riwayat penyakit kronis.
Pasien tersebut bahkan merasa baik-baik saja karena hanya tinggal di rumah selama pandemi virus corona.
Tak lama berselang, tiba-tiba dia merasa kesulitan bicara dan menggerakkan sisi kanan tubuhnya. Dari hasil pemindaian otak, terdapat penyumbatan di sisi kiri kepalanya.
Temuan lain Covid-19 dengan penyakit pembuluh darah
Tak hanya di AS, Belanda juga melaporkan adanya peningkatan risiko penyumbatan pembuluh darah pada pasien Covid-19 muda.
Di negara setempat terdapat 184 pasien Covid-19 dalam kondisi kritis dan pneumonia yang mengalami komplikasi penggumpalan darah (trombotik).
Menurut laporan, dari 31 persen komplikasi trombotik tersebut mengalami penyumbatan pembuluh darah akibat penggumpalan darah (emboli) di paru, vena bagian dalam, stroke, sampai serangan jantung.
Bintang Broadway Nick Cordera, juga mengalami komplikasi trombotik akibat Covid-19.
Penyumbatan darah terjadi di salah satu bagian kakinya. Akibatnya, jaringan organ tersebut rusak dan sebelah kakinya diamputasi.
"Yang menjadi penyebab utama stroke pada pasien Covid-19 muda adalah emboli di otak," jelas Andrew Rogove M.D., PhD, ahli stroke dari Southside Hospital Northwell Health AS.
Menurut Rogove, banyak pasien yang terinfeksi virus corona darahnya jadi mengental. Kondisi tersebut rentan menyebabkan terbentuknya gumpalan darah biang stroke dll.