TRIBUNMANADO.CO.ID, BITUNG - Sejumlah pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di kota Bitung, diperhadapkan dengan kenaikan harga gula pasir di pasaran sampai Rp 20 ribu per kilogramnya.
Inggrit Paat satu diantaranya merasakan pengaruh kenaikan harga gula pasir dalam memproduksi kue.
"Selain pengaruh karena harga gula pasir naik, pengaruh lainnya pada penjualan sepi karena adanya Pandemi Covid-19 atau corona virus," keluh Inggrit di wawancarai Tribunmanado.co.id, Minggu (29/3/2020).
Dia jelaskanya, biasanya dalam seminggu memerlukan gula pasir 15 sampe 20 kilogram
untuk kue susen, bronis, pie buah dan rolltart.
• Pasien Dalam Pengawasan Covid-19 di Minsel Masih Nol, Ini Kata Kepala Dinkes Minsel
Jumlah itu bisa memproduksi kurang lebih 1.200 sampai 1.500 picis kue.
"Untuk sementara pembuatan kue masih seperti biasa, karna yang ada kenaikan cuma harga gula. Walaupun memang untuk keutungannya sedikit berkurang tapi masih bisa diatasi," urainya.
Untuk tempat usaha Inggrit, sifatnya rumahan dengan alamat Perum Rizky Aer Ujang Kelurahan Girian Permai dan penjualan lewat online.
Pada Jumat (27/3/2020) harga gula pasir meroket hingga Rp 20 Ribu per kilogram.
• BREAKING NEWS: Karyawan Indomaret Ditikam Sopir Angkot
Pantauan Tribunmanado.co.id disejumlah tempat jual gula pasir, para pedagang menjual gula dalam kemasan 1 dan 1/2 kilogram.
"Harga 1 kilogram Rp 20 ribu dan 1/2 kilogram Rp 10 ribu. Mengalami kenaikan dalam beberapa hari terakhir ini," jelas Ati pedagang di kios Bayir.
Dia jelaskan untuk harga gula pasir kemasan 1 kilogram naik dari Rp 13 ribu.
Adapun pembelian pedang per karung atau 50 kilogram gula pasir saat ini menyentuh Rp 910 ribu.
• Gara-Gara Ucapan Tak Sedap, Pemuda Ini Tewas Ditikam Berulang-Ulang
Selain harganya naik pihaknya mulai dibatasi untuk pembelian, awalnya bisa order sampai 5 karung sekarang minimal 1 karung.
"Supaya semua bisa dapat dan karena barang kurang," tambahnya.
Ini terjadi karena Pandemi virus Covid-19 di wilayah Indonesia dan Provinsi Sulut.