Pembunuhan Adik di Mitra

Pengakuan Istri Kakak Bunuh Adiknya karena Cemburu: Niatnya Silaturahmi tapi Nasi Sudah Jadi Bubur

Penulis: Aldi Ponge
Editor: Aldi Ponge
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengakuan Istri Kakak Bunuh Adiknya karena Cemburu: Niatnya Silahturahmi tapi Nasi Sudah Jadi Bubur

Kalau kejadiannya seperti ini, mau dikata apalagi. Nasi sudah jadi bubur, hanya kasian sama anak dua kami yang masih kecil," tutup Istri tersangka.

Kapolsek Belang Iptu Martodewata mengungkapkan tersangka sudah diamankan sesaat pembunuhan.

"Selesai dia melakukan aksinya, pelaku langsung diamankan," terang Kapolsek.

Lanjutnya, berdasarkan hasil pemeriksaan sementarakorban ditebas di kepala dan tangan.

"Dari hasil yang didapati korban mengalami luka dibagian kepala dengan hantaman batu. Di tangan korban kena barang tajam tangan. Kami tetap menuggu hasil pasti visum yang akan keluar nanti," jelas Martodewata

Korban dan Tersangka tak Bergaul

Warga mengaku tak kenal dekat dengan korban dan pelaku.

"Saya sebagai warga sekaligus perangkat desa, memang tak mengenal dekat keduanya yakni Korban Maxi Tumundo dan pelaku JK. Keduanya hanya pendatang saja di desa ini," tutur Melda Raco warga setempat.

Katanya, saudara perempuan korban dan tersangka yang menetap di Desa Beringin.

"Memang yang terdata di desa ini, hanya adik perempuan mereka bersama suami. Korban ini, sudah lumayan lama bolak balik tinggal di desa ini.

Setelah diminta untuk pengurusan KTP dan kejelasan tempat tinggal, korban enggan memberikan data dirinya. Memang sangat tertutup kalau mau dinilai," ungkapnya.

Sesal Keluarga

Saudara ke-5 tersangka dna korban Desli Tumundo mengaku tak menyangka peristiwa kakak bunuh adik tersebut.

"Memang sangat tak menyangka bisa terjadi seperti ini. Saya mendapat kabar setelah peristiwa terjadi. Selama ini, tak ada masalah sama sekali.

Makanya saya sempat heran kenapa peristiwa seperti ini bisa terjadi. Sebagai adik saya hanya bisa menerima apa yang sudah terjadi," ungkap sang adik.

Dia mengaku tak tinggal serumah dengan tersangka dan korban. Dia menyesali ketidakhadirannya.

"Mungkin kalau saya di sini, bisa menghentikan pertikaian mereka. Tapi saya juga tinggalnya di Buyat Boltim. Jadi saya tidak bisa apa-apa," tambah Desli Tumundo.  (Tribun Manado Aldi Ponge/Gio).

Berita Terkini