Berita Bolmong

Dulu Tinggal di Gubuk, Makan Ubi, Kisah Sukses Transmigran Bali di Mopuya

Penulis: Arthur_Rompis
Editor: Alexander Pattyranie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dulu Tinggal di Gubuk, Makan Ubi, Kisah Sukses Transmigran Bali di Mopuya

"Terpaksa jenazah ibu kami tinggalkan di Sulawesi Selatan," kata dia.

Dalam keadaan masih berduka, mereka mendarat di Inobonto.

Perjalanan menuju Dumoga memakan waktu hingga sehari.

"Kami naik truk tapi jalan waktu itu sangat sulit, banyak sungai kecil dan jembatan masih pakai batang kelapa," kata dia.

Ia bercerita, sebuah sungai harus dilewati dengan berenang.

Tiba di Mopuya, Made sekeluarga mendapati lahan yang dijanjikan masih hutan belantara.

"Masih hutan rimba, kami ditampung sementara di rumah seorang jawa yang lebih dulu bermukim di sana," kata dia.

Made menjelaskan, lahan untuk rumah maupun lahan pertanian yang diberikan pada warga sudah ditandai.

Persoalannya tak mudah mencarinya di tengah hutan belantara.

"Kami harus naik pohon yang tingginya puluhan meter untuk melihat di mana lahan kami," kata dia.

Melewati deretan pohon berdiameter hampir dua meter, menyusuri rawa, Made sekeluarga mencari lahan mereka dengan tekun.

Kadang sampai berhari hari lamanya.

Sebuah rumah gubuk pun berdiri di tengah hutan.

Namun masalah tak berhenti.

"Kini jadi masalah bagaimana kami makan, makanan tak ada, pasokan beras sering tersendat, uang pun tak ada," kata dia.

Halaman
123

Berita Terkini