Ia juga mengangkat dirinya sebagai Menteri Pertahanan At Interim.
Keputusannya tersebut membuatnya mampu melucuti senjata milik tentara Jepang dan merebut wilayah kekuasaan militer Jepang.
Senjata yang diambil dari pihak Jepang tersebut digunakan sebagai modal perlawanan pejuang pertempuran Surabaya.
Tak hanya itu, Meostopo merupakan tokoh sejarah yang secara tegas menolak Inggris mendarat di Surabaya.
• Profil Bung Tomo, Pahlawan Pembangkit Semangat Rakyat Indonesia pada Pertempuran 10 November 1945
2. Mayjend Sungkono
Mayjend Sungkono memiliki andil yang besar dalam perang habis-habisan yang terjadi selama dua puluh hari.
Sama halnya dengan Bung Tomo, ia juga dianggap mampu menyulut semangat para pejuang dengan pidatonya.
Sungkono merupakan komandan Badan Keamanan Rakyat (BKR) saat itu.
Ia memimpin langsung pertempuran yang terjadi di seluruh kota hingga Surabaya.
• Sejarah Hari Pahlawan - 3 Kesalahan Mallaby dalam Pertempuran Surabaya yang Menyebabkannya Terbunuh
3. HR Mohammad Mangoendiprodjo
HR Mohammad Mangoendiprodjo ikut melawan pasukan sekutu bersama Bung Tomo, Moestopo, dan pejuang lainnya.
Muhammad Mangundiprojo diangkat oleh Jenderal Oerip Soemohardjo sebagai pimpinan TKR Divisi Jawa Timur dan melakukan kontak biro dengan pasukan Sekutu pada 28 Oktober 1945.
Dilansir dari Wikipedia, Muhammad turut dalam mobil patroli bersama Brigadir Mallaby untuk melihat kemajuan gencatan senjata.
Rombongan ini berhenti di Jembatan Merah di depan Gedung Internatio.
Di dalam gedung itu, tentara Inggris dari kesatuan Gurkha sedang dikepung oleh pemuda-pemuda Indonesia untuk diminta menyerah.