Untuk mengantisipasi demo di sekitaran kompleks Parlemen DPR/MPR RI, polisi telah memasang beton serta kawat berduri di sekitar jalan menuju Gedung DPR. Pantauan wartawan Tribunnews.com, beton dan kawat duri di pasang dipasang dua lapis di sekitar jalan Gatot Subroto sampai ke gedung DPR/MPR RI.
"Beton dan kawat akan terus di pasang sampai ada instruksi dari atasan untuk dibongkar" ujar seorang pekerja yang memasang beton.
Untuk mengantisipasi adanya demonstrasi di depan Gedung DPR, , Senin (30/9), beton dan kawat duri pembatas sudah dipasang kembali di sekitar jalan menuju Gedung DPR. Rekayasa arus lalu lintas juga disiapkan pihak kepolisian, yakni dengan mengalihkan lalu lintas di Jalan gatot Subroto menuju Jalan Gerbang Pemuda, Senayan. Selain itu, banyak petugas kepolisian yang berjaga di sejumlah titik.
Beton dan kawat duri di pasang dipasang dua lapis di sekitar jalan Gatot Subroto sampai ke gedung DPR/MPR RI, arus lalu lintas yang mengarah ke Slipi akan dialihkan menuju jalan Gerbang Pemuda.
Petugas Ditlantas Polda Metro Jaya pun telah melakukan rekayasa lalu lintas. Petugas menginformasikan, pengguna jalan bisa melalui jalan-jalan alternatif sesuai dengan arahan petugas.
"Dari arah barat bisa lewat lapangan tembak tembus patal senayan, keluar pejompongan" ujar petugas Ditlantas Polda Metro Jaya yang sedang bertugas saat itu.
Polisi tidak bisa memastikan kapan jalan Gatot Subroto dibuka dan dapat kembali dilalui kendaraan. "Kalau kapan dibuka, nanti kita menunggu instruksi dari pimpinan," ujarnya.
Aksi Mujahid 212
Baca: Ramalan Zodiak Untuk Senin 30 September 2019, Scorpio Peluangmu Dalam Pekerjaan Ini Belum Pasti.
Massa aksi Mujahid 212 berencana bergabung dengan mahasiswa untuk mengikuti aksi di depan DPR RI pada Senin (30/9). Hal tersebut disampaikan orator aksi dari atas mobil komando yang terparkir di depan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jalan Medan Merdeka Barat, Sabtu (28/9).
"Saudara-saudara siap untuk mengikuti aksi 30 September lusa bergabung bersama adik-adik mahasiswa?" tanya orator. "Siaaap," jawab massa aksi Mujahid 212 serempak.
Peserta dalam aksi damai ini beragam mulai dari anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Mereka mengenakan pakaian muslim dan membawa atribut spanduk serta bendera tauhid. Aksi damai berlangsung tertib. Perwakilan massa aksi juga rutin berkeliling lokasi sambil membawa kantung sampah untuk memastikan tidak ada sampah yang berserakan di lokasi aksi.
Sejumlah peserta Aksi Mujahid 212 Selamatkan NKRI, menanggapi komentar tentang aksi tersebut yang dinilai mengambil momentum aksi mahasiswa sebelumnya. Seperti diketahui, pada 23 dan 24 September 2019, ada demo besar-besaran mahasiswa di sekitar gedung DPR MPR Jakarta. Bahkan satu hari setelahnya, tanggal 25 September 2019, ada aksi pelajar yang juga menyedot perhatian masyarakat.
Perppu KPK Jangan Menyesatkan
Indriyanto Seno Adji, Mantan pelaksana tugas pimpinan KPK/Ahli Hukum mengatakan Presiden Joko Widodo saya minta menahan diri untuk menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang atas Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (Perppu KPK).
Menurut saya, syarat penerbitan Perppu tidak dapat dilakukan secara serampangan, tetapi harus memenuhi syarat konstitusional sesuai Pasal 22 UUD 45 dan syarat Yudisial dalam Putusan MK No138/PUU-VII/2009.
Penerbitan Perppu sebagaimana saran sejumlah tokoh, jangan sampai menyesatkan presiden dan masyarakat. Presiden hanya bisa menerbitkan Perppu apabila ada kegentingan yang memaksa.