Cap Tikus Rasa Kopi Tembus Pasar Global

Penulis: Tim Tribun Manado
Editor: Lodie_Tombeg
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Sulut Olly Dondokambey menyambangi stand penjualan produk Cap Tikus 1978 di Sulut Expo 2019, Sabtu (28/9/2019)

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA – Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey kembali menyambangi stan penjualan produk Cap Tikus 1978 di Sulut Expo 2019, Jakarta, Sabtu (28/9/2019) malam. Ini kali kedua Olly menyambangi stan itu.

Gubernur mengaku, bangga produk ini bisa mewadahi para petani cap tikus di Sulut. "Saya Gubernur Sulut, saya bangga 200.000 keluarga petani punya wadah yang resmi dan legal untuk menaikan taraf hidup," ujar Olly di depan stan.

Gubernur mengapresiasi langkah seperti ini dan harus didukung. "Saya apresiasi kepada Cap Tikus 1978 yang sudah mewadahi dan yang baik harus kita dukung bersama," kata dia.

Baca: 9 Tuntutan yang Akan Disampaikan dalam Aksi Gejayan Memanggil pada Senin Besok di Yogyakarta

Gubernur memperkenalkan produk baru cap tikus rasa kopi. "Ada produk cap tikus kopi, produk Cap Tikus 1978 semoga bisa sukses," ungkapnya. Sempat lama dicap sebagai produk tradisional ilegal kini, Cap Tikus 1978 sudah legal dan sudah dipasarkan hingga ke luar negeri. Cap tikus 1978 muncul pertama kali dengan rasa original, kini kembali muncul dengan varian rasa baru yakni Cap Tikus Kopi.

Joko Hadi, Direktur Cap Tikus 1978 mengatakan, produk ini dikembangkan bukan sekadar bisnis semata tapi bagaimana bisa memberdayakan petani cap tikus. Ini sejalan dengan program ODSK yakni operasi daerah selesaikan kemiskinan yang digagas Gubernur Olly.

Petani cap tikus saat ini berjumlah sekitar 50.000 orang, jumlah ini jika ditambahkan dengan anggota keluarga maka jumlahnya mencapai 200.000 orang. Artinya 200.000 warga Sulut hidup dari hasil bertani menyadap pohon aren kemudian memasaknya menjadi minuman cap tikus.

Di banding komoditas pertanian dan perkebunan lain nilai tukar petani cap tikus lebih tinggi. "Jadi paling untung kalau jual cap tikus. Sudah begitu tak harus tanam pohonnya, cukup diambil di hutan, " kata dia.

Baca: Mendikbud Larang Siswa Ikut Demo: BEM Unjuk Rasa Bertepatan Pelantikan DPR

Produk cap tikus kini sudah legal, bahkan sudah menyumbang cukai untuk negara. "Cap Tikus 1978 sangat bernilai positif terhadap penerimaan cukai. Adanya Cap Tikus 1978, pendapatan cukai dari MMEA langsung double. Cap Tikus 1978 kini penyumbang cukai terbesar di Sulut," ungkap Nyoman Adhi Suryadnyana yang merupakan Kepala Kantor Bea Cukai di Manado.

Saat ini produk cap tikus tak hanya merambah dalam negeri tapi sudah komoditas ekspor. Negara tujuan pertama ke Timor Leste. Ekspor untuk November akan ke Cina. Petani cap tikus Hizkia Rumengan dari Minsel mengatakan, kini cap tikus bisa diekspor. "Kita tidak pernah mimpi. Dulu kami mancari setengah mati. Dikejar sama dengan tikus. Sekarang cap tikus bisa ekspor. Luar biasa Pak Olly dan Bu CEP (Christiany Eugenia Paruntu)," kata dia.

Fian Rorong, petani cap tikus lain dari Desa Talaitad, Minsel menambahkan, merasa bangga produk cap tikus digenari turis Cina. "Kami bangga lihaa turis-turis Cina menikmati hasil jerih payah kata," katanya.
Fian mengatakan, sekarang 'bola' ada di Pemerintah Kota Manado untuk bantu menjual karena hanya ada 2 atau 3 toko yang legal jual.

Rasa Kopi

Kali ini, manajemen Cap Tikus 1978 sudah meluncurkan Cap Tikus Rasa Kopi. "Ini gebrakan, cukup sulit loh meraciknya, " kata Joko. Cap tikus yang sudah difermentasi kemudian dicampur kopi kemudian diproses lagi hingga sudah terasa kopinya.

Cap Tikus 1978 masih akan terus berinovasi rencananya akan me mengeluarkan produk Soju dengan alkohol 17 persen. Ia mengatakan, produknya punya ciri khas unik. Cap Tikus 1978 rasa original itu satu botol seperti ada 2 rasa. "Saat diminum cepat rasanya halus, jika diminum pelan rasanya kasar. Ini inovasi, " kata dia

Mario Baraputra Kepala Marketing Captikus 1978 mengatakan, produk terbaru cap tikus ini diracik dengan campuran kopi segmennya untuk anak muda. "Jadi hasil fermentasi cap tikus ini sudah ada campuran kopinya," kata dia. Produk ini unik karena rasa khas cap tikus tak hilang dengan adanya campuran kopi

"Kopinya terasa setelah after taste, atau setelah minuman diteguk. Pokoknya sdap skali, " ungkapnya. Sejak diperkenalkan sudah banyak permintaan cap tikus rasa kopi ini. Ketua GIPI Johnny Lieke mengungkapkan, mungkin ini barang merk pertama yang benar-benar buatan Sulut yang berhasil go global. “Mari kita dukung bersama,” katanya. 

Halaman
12

Berita Terkini