Pemilihan dilakukan dengan cara musyawarah untuk mufakat oleh seluruh ketua fraksi dan kelompok DPD atau yang diberi mandat.
Namun jika musyawarah mufakat tak tercapai, ketua MPR bakal dipilih dengan cara pemungutan suara oleh anggota MPR.
Calon yang memperoleh suara terbanyak ditetapkan sebagai ketua MPR.
Aziz calon Golkar
Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar Ace Hasan Syadzili mengatakan Golkar sebagai partai peraih kursi terbanyak kedua di DPR setelah PDI-P, layak menjabat ketua MPR.
Oleh karena itu, Golkar akan mengupayakan agar calon pimpinan MPR 2019-2024 dari Golkar, terpilih menjadi ketua MPR 2019-2024.
Namun siapa calon pimpinan MPR dari Golkar, menurut Ace, pembahasan belum tuntas. “Salah satu calon kuatnya, Aziz Syamsuddin,” ujarnya.
Menurutnya, Aziz menjadi kandidat terkuat karena dia merupakan kader Golkar yang memiliki kemampuan mumpuni, apalagi untuk memimpin MPR.
KOMPAS, Aziz Syamsuddin.
Aziz selain tercatat sebagai salah satu ketua DPP di struktur kepengurusan Golkar, juga menjabat Ketua Komisi III DPR.
Agar calon pimpinan MPR dari Golkar bisa terpilih sebagai ketua MPR, lobi intensif ke partai politik lain dan kelompok DPD akan dilakukan.
Namun langkah itu kemungkinan baru akan digencarkan setelah pelantikan anggota DPR, DPD, dan MPR periode 2019-2024, Selasa (1/10/2019).
Selain Golkar, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan mengatakan partainya juga akan mengejar kursi ketua MPR.
Sama seperti Golkar, Demokrat akan mengintensifkan lobi pasca-pelantikan.
Ditanyakan siapa calon pimpinan MPR dari Demokrat, Syarief mengatakan Majelis Tinggi Demokrat yang dipimpin oleh Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono belum memutuskan.
Posisi strategis