Tujuannya, mendesak penghentian audisi PB Djarum karena mengandung unsur eksploitasi berupa kewajiban setiap anak mengenakan seragam berlogo Djarum Badminton Club yang identik dengan merek rokok.
"Kami sepakat bahwa pengembangan bakat dan minat anak di bidang olahraga bulutangkis harus terus dilakukan, tetapi tidak boleh ada eksploitasi anak," ujar Ketua KPAI Susanto, usai pertemuan dengan kementerian awal Agustus lalu dikutip dari Antara.
Upaya KPAI meniadakan logo sponsor di seragam peserta dan nama acara ditanggapi Djarum dengan mengubah nama audisi menjadi 'Audisi Umum' serta penghapusan logo sponsor di baju peserta dalam sesi audisi yang berlangsung di Purwokerto pada 8-10 September.
Di tengah acara audisi di Purwokerto, Djarum kemudian memastikan program audisi bakal dihentikan mulai 2020.
"Kami sudah menjelaskan dan banyak bukti kalau PB Djarum itu bukan produk tembakau. Pada audisi kali ini juga saya sampaikan sebagai ajang untuk pamit sementara waktu, karena di 2020 kami memutuskan untuk menghentikan audisi umum. Memang ini disayangkan banyak pihak, tetapi demi kebaikan bersama kami hentikan dulu, biar reda dulu, dan masing-masing pihak agar bisa berpikir dengan baik," ucap Yoppy lewat situs resmi PB Djarum.
Baca: Pemerintah Siapkan Rp 100 Miliar Bangun Papua
Untuk mengganti program audisi, PB Djarum bakal mengandalkan pemandu bakat untuk menjaring atlet-atlet muda.
PB Djarum Akan Gunakan Cara Tradisional
PB Djarum, melalui Djarum Foundation selaku induk, telah mengumumkan akan menghentikan audisi umum beasiswa bulu tangkis mulai 2020 mendatang. Langkah ini diambil untuk meredakan polemik dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPA), akhir-akhir ini.
KPAI tidak ingin anak-anak digunakan untuk mempromosikan produk rokok dalam Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulu Tangkis. Karena itu, KPAI mendesak Djarum Foundation menghentikan penggunaan anak sebagai promosi brand image dalam kegiatan audisi tersebut. Dengan demikian, 2019 akan menjadi audisi terakhir.
"Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis kali ini juga saya sampaikan sebagai ajang untuk pamit sementara waktu, karena pada 2020 kami memutuskan menghentikan audisi umum. Memang ini disayangkan banyak pihak, tetapi demi kebaikan bersama kami hentikan dulu, biar reda dulu. Masing-masing pihak agar bisa berpikir dengan baik," ujar Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin.
Namun begitu, bukan berarti PB Djarum berhenti untuk ikut membangun bulu tangkis Indonesia. Hanya saja, ke depannya, mereka akan kembali menggunakan cara tradisional. "Kami akan mengikuti turnamen, main ke-klub dan sebagainya," papar Yoppy.
Dari situ, mereka juga akan berusaha mencari bibit-bibit baru. "Setiap turnamen, pelatih kita, atlet kita selalu ikut, monitoring dari situ," ujarnya.
Namun, ia tidak memungkiri cara ini memiliki kelemahan. Salah satunya, lantaran daya jangkau mereka yang terbatas untuk menemukan bibit-bibit unggul bulu tangkis Indonesia.
"Tidak ada cerita-cerita heroik mengenai atlet-atlet dari kampung-kampung yang bisa dikatakan tidak mampu, karena itu tak akan bisa terjaring. Mereka tidak bisa mengikuti turnamen yang jauh-jauh," ujarnya. (tribun/lp6/cnn/kps)