Travel

Demonstrasi Terjadi di Hong Kong, Amankah Bagi Wisatawan?

Editor: Finneke Wolajan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Demonstran anti-pemerintah yang berkumpul di Bandara Internasional Hong Kong. Peristiwa tersebut membuat bandara ditutup sementara pada hari Senin (12/8/2019)

TRIBUNMANADO.CO.ID - Demonstrasi yang terjadi di Hong Kong membuat wisatawan menjadi khawatir terkait masalah keamanan.

Demonstrasi ini terjadi karena protes mengenai UU Ekstradisi.

Departemen Pariwisata Hong Kong, Jeanne Tam, mengatakan bahwa kota itu masih terbuka untuk para pelancong.

Atraksi wisata utama seperti Trem Peak, Ladies' Market dan Star Ferry sejauh ini tidak terpengaruh.

"Sebagian besar orang yang ambil bagian dalam demonstrasi ini melakukannya dengan cara yang damai dan tertib," ujar Tam seperti dikutip dari CNN Travel.

Ia menambahkan bahwa kegiatan yang dilakukan hanya mempengaruhi bagian-bagian tertentu kota untuk jangka waktu tertentu.

Sebagian besar pawai terjadi pada hari Minggu di rute yang telah direncanakan.

Sementara demonstrasi mengambil alih beberapa jalan raya terbesar di Hong Kong, wisatawan dapat dengan mudah menghindari aksi massa.

Baca: 10 Destinasi Luar Negeri Favorit Solo Traveler dari Indonesia

Baca: Tips Traveling Murah di Australia, Tiket Pesawat Hingga Spot Wifi Gratis

Baca: 15 Kota Terbaik Dunia 2019, Ubud Kembali Masuk, di Peringkat Berapa Ya?

Warga Hongkong berjalan kaki di pedestrian jalan daerah Causeway Bay, Hongkong, Minggu (19/6/2016) sore. Causeway Bay berada di daratan seberang area Kowloon, Tsim Tsa Tsui sekitar 20 menit dijangkau menggunakan Mass Transit Rail (MTR). (KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO)
 

Beberapa demonstrasi juga ditargetkan di kawasan wisata seperti Tsim Tsa Tsui dan Causeway Bay.

Hal ini membuat Foreign and Commonwealth Office (FCO) memperingatkan pengunjung untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari otoritas setempat untuk menghindari demonstrasi, dan berpindah ke tempat yang lebih aman.

Kemungkinan gangguan transportasi dan demo yang meluas dapat menyebabkan beberapa bagian kota ditutup dan pemogokan yang dilakukan oleh pekerja angkutan umum.

Ribuan demonstran mengenakan pakaian serba hitam dalam melakukan aksinya.

Pengunjung disarankan untuk tidak memakai baju hitam atau monokrom saat keluar agar tidak dikira sebagai demonstran.

Dampak terhadap Pariwisata

Demonstrasi ini sedikit banyak berdampak terhadap sektor pariwisata. Antara 16 Juni-13 Juli 2019, saat ada beberapa demonstrasi, pemesanan penerbangan ke Hong Kong dari negara-negara Asia turun sebesar 5,4 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Hal ini berdasarkan riset dari perusahaan analisis ForwardKeys.

Sebelum periode demonstrasi tersebut, Hong Kong mengalami kenaikan angka pada pariwisata sebesar 6,6 persen.

Tepatnya pada enam bulan pertama tahun 2019, dibanding periode yang sama tahun 2018.

Beberapa jaringan hotel di Hong Kong mengeluhkan turunnya okupansi kamar.

"Beberapa hotel di jaringan kami mengalami penurunan (okupansi). Kami meyakinkan para tamu bahwa Hong Kong masih kondusif untuk wisata dan bisnis," tutur Serene Tan, Director of Public Relations The Langham Hospitality Group.

Juru Bicara Hotel Shangri-La Hong Kong, Carol Kong, mengatakan bahwa demonstrasi seperti ini sudah pernah terjadi sebelumnya dan penurunan okupansi memang cukup terasa.

"Kami melihat penurunan warga lokal dan wisatawan yang datang ke restoran dan hotel kami," tuturnya.

Meski tidak berdampak besar dan lokasi demonstrasi sudah terkontrol, beberapa negara seperti Inggris, Kanada, Jepang, Korea Selatan, dan Uni Emirat Arab sudah melayangkan travel warning untuk warga negara masing-masing.

BERITA TERPOPULER

Baca: KRONOLOGI dan Fakta Terbaru Briptu Heidar Meninggal Dunia Pasca Disandera KKB Papua

Baca: Pemerintah Siap Ambil Alih Kasus Enzo Allie yang Diduga Pendukung Organisasi Terlarang

Baca: Tahun 2019, Tiga Anggota Polri Gugur saat Melaksanakan Tugas, Ini Kisah Perjuangan Mereka

Penutupan Bandara Internasional Hong Kong

Para demonstran mendesak pembatalan UU Ekstradisi yang dianggap akan melumpuhkan kedaulatan Hong Kong. Ribuan pengunjuk rasa memadati area Bandara Hong Kong, Senin (12/8/2019), dan memaksa seluruh penerbangan yang tersisa pada hari itu untuk dibatalkan dan kedatangan dialihkan.

Lebih dari 5.000 pengunjuk rasa dilaporkan berkumpul di gedung terminal penumpang di Bandara Internasional Hong Kong, setelah aksi serupa digelar selama tiga hari, sejak Jumat (9/8/2019) pekan lalu.

Otoritas penerbangan membatalkan hingga 200 penerbangan akibat unjuk rasa besar-besaran yang merambah bandara internasional Hong Kong.

Kerumunan pengunjuk rasa terpantau baru mulai meninggalkan bandara pada Senin malam. Bandara pun bakal kembali beroperasi pada pukul 06.00 waktu setempat di hari Selasa (13/8/2019).

Hong Kong International Airport (Shutterstock.com)

Sempat ditutupnya Bandara Internasional Hong Kong tentu berdampak cukup besar. Para wisatawan yang memesan tiket menuju Hong Kong harus membatalkan atau reschedule perjalanan mereka.

Apalagi, Hong Kong merupakan rumah dari tujuh perusahaan besar dunia termasuk Lenovo dan CK Hutchison.

Tim renang PON DKI juga terkena imbas dari lumpuhnya Bandara Hong Kong.

Tim yang baru saja mengikuti Kejuaraan Hong Kong Terbuka ini harus menginap di bandara karena jadwal pesawat mengalami penundaan akibat aksi unjuk rasa, Senin (12/08/2019).

Rencananya tim akan pulang ke Jakarta menggunakan pesawat Cathay Pacific pada Senin (12/08/2019) malam.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Amankah Berkunjung ke Hong Kong Saat Ini?", https://travel.kompas.com/read/2019/08/13/150301227/amankah-berkunjung-ke-hong-kong-saat-ini

Berita Terkini