Tetty Lirik 8 Daerah Pilkada: Begini Plot Golkar untuk Kota Manado dan Sulut

Penulis: Tim Tribun Manado
Editor: Lodie_Tombeg
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tetty Paruntu dan Michaela Paruntu

Saat ini, Golkar sudah serius menjani komunikasi dengan Partai Bulan Bintang (PBB). Lanjut Ketua DPD II Boltim, calon bupati dan wakil bupati akan diambil dari kader Golkar. Namun tidak menutup kemungkinan khusus calon wakil bupati bakal dari luar Golkar. "Nanti kita lihat saja ke depan seperti apa. Sebab tahapannya belum ada,” kata dia.

Pada Pileg 2019, Golkar, mampu persaing dengan partai lain seperti PAN, PDIP dan Nasden. Sehingga memperoleh 3 kursi. Langkah strategi Golkar ke depan bakal memanfaatkan kekuatan kader di bagian pesisir dan pegunungan, untuk memenangkan Pilkada 2020.

Bendahara DPC Boltim Partai Amanat Nasional, Fuad Landjar mengatakan, PAN siap menantang siap saja dalam Pilkada 2020. PAN merupakan partai pemenang pada Pileg 2019. Apa lagi PAN memiliki sejumlah kader yang memiliki kualitas dan layak diusung di Pilkada 2020.

Namun, untuk berkoalisi dengan partai lain, PAN tetap ‘welcome’ bagi partai lain. PAN mempunyai sejumlah nama yang bakal diusung ke depan seperti Nursiwin Dunggio, Amalia Landjar, Rusdi Gumalangit, Fuad Landjar, Marsaole Mamonto dan Samsudin Dama. "Kami sudah siap untuk bertarung di Pilkada 2020," ujar Fuad Landjar.

Pengamat politik Alfons Kimbal (istimewa)

Politik Elektoral Bergeser

Alfons Kimbal, pengamat politik dari Unsrat, menilai Golkar Sulut di masa lalu begitu jaya. Untuk mengembalikan itu, butuh kerja keras dan cerdas. Ada dua hal yang perlu dicermati. Pertama, kekuasaan hari ini tidak bisa berdiri pada simpul-simpul tradisi kekuasaan Golkar yang sudah berdiri sebelumnya. Sehinggga simpul-simpul kekuasaan Golkar saat ini, tidak mayoritas dalam perpolitikan.

Maksudnya, semisal pengalaman di masa Golkar di bawah tampuk kepemimpinan Jimmy Rimba Rogi (Imba) dan Stevanus Vreeke Runtu berkuasa, itu tidak menjamin menjadi simpul kekuasaan yang terbangun untuk Golkar saat ini dalam kontestasi pilkada provinsi, kabupaten dan kota.

Jadi kehadiran tokoh-tokoh Golkar yang pernah berkuasa sebagai kepala daerah tidak menjadi harga mati sebagai sesuatu kekuatan dari Golkar. Mengapa? Karena tidak mempunyai simpul kekuasaan yang kuat dalam perpolitikan saat ini. Politik elektoral sudah terjadi pergeseran saat ini.

Jadi masalahnya Vreeke seorang tokoh politik partai, tetapi tidak memiliki jaringan informalitas untuk membangun kekuatan politik termasuk juga Imba, merupakan tokoh Golkar tetapi tidak memiliki jaringan politik yang kuat. Imba punya kekuatan ‘kenangan’.

Ada kekuatan manis dalam psikologis masyarakat Kota Manado maupun Sulut. Jadi kepemimimpinan Imba ada efek kepemimpinan daya ingat dari masyarakat, tetapi sebaliknya kekuatannya itu akan menghadapi kekuatan politik saat ini dalam kontestasi pilkada, yakni PDIP.

Bagaimanapun opini publik sudah terbentuk, PDIP punya kekuasaan terstruktur yang sangat kuat di daerah baik provinsi, kota, kabupaten sampai di tingkat desa. Prediksi kekuataan Golkar, yakni berkumpulnya tokoh Golkar yang pernah menjabat publik tetapi telah kehilangan basis dan jaringan politik.

Kedua secara politik formal hari ini, Golkar tidak memegang simpul birokrasi, provinsi, kabupaten, kota. Jadi dalam pelaksanaan pilkada, dukungan birokrasi sangat lemah untuk mendukung calon dari Golkar dalam kontestasi pilkada. 

Melisa Mandey (Istimewa)


Kemenangan
di Depan Mata

Partai Golkar masuk tiga besar pada Pemilu 2019 di Sulawesi Utara. Modal itu cukup untuk mengklaim bakal memenangkan Pilkada Serentak 2020 di Sulut.

Kader Golkar Sulut optimistis kemenangan besar akan diraih. Demikian tanggapan gadis bernama lengkap Melisa Nicky Mandey. Ia yakin Pilkada 2020 adalah tahun untuk Golkar.

Halaman
1234

Berita Terkini