TRIBUNMANADO.CO.ID- Kepala OJK Sulutgomalut, Slamet Wibowo memastikan Bank SulutGo telah mengajukan revisi Rencana Bisnis Bank (RBB) untuk semester II 2019.
Slamet bilang, pihaknya memberi pertimbangan-pertimbangan ke Direksi Bank SulutGo pasca kinerja di awal tahun yang menurun.
"Kita berikan masukan. Termasuk asumsi nilai tukar dan suku bunga," kata Slamet, Jumat (12/07/2019).
Menurutnya, secara umum Bank SulutGo merevisi target kreditnya. Katanya, nilai kredit sangat mempengaruhi kinerja sektor lain.
"Kreditnya direvisi, ada penurunan sedikit," kata Slamet tanpa menyebut rinci angkanya. Perubahan target, sebut dia, hanya pada pos-pos tertentu saja.
Katanya, revisi rencana bisnis diperlukan dengan pertimbangan kondisi kesehatan bank. "Tentu yang paling tahu kondisi bank ya bank itu sendiri, pertumbuhannya, performanya," ujarnya.
OJK berharap, dengan adanya revisi RBB, performa Bank SulutGo di semester kedua lebih baik.
BERITA POPULER
Baca: Pria Ini Tega Menganiaya Dua Anak Kandungnya Hingga Pingsan, Dipukul Menggunakan Gagang Cangkul
Baca: Berdasarkan Tata Hukum, Ahok Tidak Bisa Jadi Calon Menteri & Maju Pilpres 2024, Ini Penghalangnya
Baca: Kabar Terbaru Dorce Gamalama, Makan Harus Hati-hati, Sakit Komplikasi hingga Butuh Operasi
Bank SulutGo Ajukan Revisi Rencana Bisnis Bank di Semester II 2019, Ini Penjelasannya
Sebelumnya, PT Bank Sulut Gorontalo (SulutGo) mengajukan revisi Rencana Bisnis Bank (RBB) untuk semester kedua tahun 2019.
Dirut Bank SulutGo, Jeffry Dendeng, pihaknya telah menyampaikan permohonan revisi RBB ke OJK Sulutgomalut.
"Sudah kami ajukan beberapa waktu lalu. Memang dari OJK yang menyarankan," kata Dendeng kepada Tribun Manado belum lama.
Katanya, revisi RBB terpaksa dilakukan karena mengacu kinerja Torang pe Bank yang sempat 'dihantam' badai NPL (cross) 4, 45 persen.
"Memang ini tepat waktunya, bisa revisi di tengah tahun," ujar Dendeng.
Dirut enggan merinci sisi bisnis apa saja yang mengalami perubahan. Namun ia memberi sinyal, kemungkinan yang direvisi target kredit dan laba.
Ia menjelaskan, revisi RBB mau tak mau harus dilakukan karena Bank SulutGo mengalami keadaan luar biasa di awal tahun.
Dari awalnya NPL rata-rata 1 persen lalu melonjak hingga 4 persen sekian.
Pemicunya, pemindahan Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) Pemkab Bolmong dari Bank SulutGo ke bank BUMN.
Imbasnya, pembayaran kredit oleh 2.800-an ASN Bolmong yang notabene debitur Bank SulutGo macet. Ada yang durasi tunggakannya 3 bulan dan ada yang sudah 5 bulan.
Follow Instagram Tribun Manado
Karenanya, Bank SulutGo pun harus mengalokasikan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) dari laba yang ada.
"Angka kredit macet waktu itu di kisaran Rp 350 miliar. Nah kita harus alokasikan minimal 50 persen dari situ," katanya.
CKPN itulah yang menggerus laba Bank SulutGo yang tinggal.satu digit di triwulan I 2019.
Beruntung, mulai April 2019, payroll gaji ASN Pemkab Bolmong dikembalikan ke Bank SulutGo. Sejak itu pembayaran kredit lancar.
"Hingga Mei, NPL sudah turun di bawah 3 persen dan kami yakin akan turun terus," kata Dendeng.
Katanaya, ketika pengembalian debitur normal lagi, maka CKPN bisa dikembalikan lagi sebagai penerimaan untuk mengoreksi laba.
Adapun upaya lain yang dilakukan Bank SulutGo untuk menekan NPL ialah dengan restrukturisasi kredit dan pemberian kredit baru.
"Sebenarnya, dari sisi DPK, aset dan kredit, performa Bank SulutGo sangat baik. Cuma masalah rugi laba karena cadangan menanggung NPL itu," katanya.
Dendeng optimistis, di semester kedua performa bisnis Bank SulutGo lebih baik.(ndo)