TRIBUNMANADO.CO.ID - Polisi telah mengungkap korban tewas dalam kerusuhan 21 dan 22 Mei 2019.
Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mengungkap identitas sembilan korban tewas dalam kerusuhan tersebut.
"Jajaran PMJ (Polda Metro Jaya) sudah melakukan analisa kembali kepada seluruh CCTV di TKP di mana perusuh meninggal dunia ditemukan," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (5/7/2019).
Menurut Dedi, lima korban tewas ditemukan di Petamburan, Jakarta Barat.
Mereka yakni Bachtiar Alamsyah, Abdul Azis, M Rehan Fajari, Widianto Rizki Ramadhan, dan Farhan Syafero.
Baca: Pendaftaran Calon Pimpinan KPK 2019-2023, Satu Anggota TNI Aktif Juga ikut Mendaftar
Korban lainnya yaitu Adam Noorian dan Sandro yang tewas di Jatibaru, Jakarta Pusat.
Kemudian, Harun Al Rasyid yang ditemukan di daerah Slipi, Jakarta Barat.
Sementara itu, untuk korban Muhammad Reza, polisi belum mengetahui lokasi tewasnya.
Dedi mengatakan bahwa penyidik sudah menganalisa ratusan rekaman kamera CCTV dan bukti visual lainnya dari TKP.
Baca: Bhayangkara Adventure, Peserta Akan Lalui Dua Kabupaten dan Satu Kota, 1200 Peserta Sudah Mendaftar
"Di situ sudah dilakukan analisa terhadap 22 CCTV, di TKP pertama 99 CCTV, kedua 7 CCTV, ketiga ada 6 CCTV.
Juga sudah dilakukan analisa terhadap visual untuk TKP satu 367 visual, TKP dua 32 visual, TKP ketiga 64 visual," ujar Dedi.
Selain CCTV, polisi menganalisa suara untuk membedakan bunyi letusan senjata api atau petasan.
Nantinya, hasil itu akan dibandingkan dengan analisa visual.
Baca: Urus Surat Permohonan Kartu Tanda Penduduk, Emak-Emak Curi Hanphone Pegawai Kelurahan
"Tentu di-combine dengan analisa visual, nanti visualnya seperti ini, saksi yang ditemukan di TKP seperti ini analisis suara seperti ini.
Nanti di-cross-check jam-jamnya, jam ditemukan korban, saksi melihat ketika korban tertembak terjatuh kemudian dievakuasi, semua didalami," tutur dia.
Harun Al Rasyid Ditembak dari Jarak 11 Meter
Polri mengonfirmasi salah satu korban dalam kerusuhan 21-22 Mei 2019 bernama Harun Al Rasyid ditembak dari jarak 11 meter oleh penembak misterius.
Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes (Pol) Suyudi Ario Seto menjelaskan, berdasarkan hasil uji balistik dikombinasikan dengan keterangan saksi mata, penembak diduga menempatkan senjata apinya di bawah dada mengarah ke samping.
Dalam posisi itulah sang penembak misterius melepaskan tembakan sehingga mengenai Harun.
Baca: Cara Berpakaian Maruf Amin Disorot sebelum Jabat Wapres, Bolehkah Pakai Sarung saat Tugas Resmi?
"Arah (peluru) lurus mendatar. Karena posisinya (Harun) di Trotoar, agak tinggi. Jadi, diduga pelaku ini agak tinggi karena pelaku (pegang senjata api) di sini (di bawah dada menembaknya). Jaraknya kurang lebih sebelas meter," ujar Suyudi dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jumat (5/7/2019).
Penembak misterius diduga berada dari arah ruko dekat fly over Slipi.
Pelurunya pun mengenai lengan kiri Harun hingga tembus ke rongga dada.
Berdasarkan keterangan saksi, kata Suyudi, penembak misterius memiliki tinggi sekitar 175 sentimeter.
Tubuhnya kurus serta memiliki rambut gondrong.
Suyudi pun memastikan tembakan yang menewaskan Harun tidak berasal dari polisi.
Sebab, polisi berada 100 meter di depan kerumunan massa sedangkan arah tembakan berasal dari samping kanan massa.
Bukti lainnya, proyektil peluru yang bersarang di tubuh Harun tidak berasal dari peluru senjata organik personel Brimob yang bertugas.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo memastikan, penyidik kepolisian sedang menginvestigasi sosok penembak misterius ini.
Cara pertama, yakni menganalisis video rekaman kerusuhan.
Kedua, penyidik juga menggunakan teknologi 'voice analysis'.
Cara ini dilakukan untuk mengidentifikasi jenis suara letusan pada saat kerusuhan.
Hasil dari analisis keduanya ini, kata Dedi, akan dikombinasikan dengan hasil rekonstruksi terhadap korban meninggal dunia, termasuk keterangan saksi.
Diharapkan, cara ini membuahkan hasil soal sosok penembak misterius itu.
"Karena ada saksi yang melihat korban itu tertembak, jatuh, kemudian dievakuasi. Semuanya itu akan kami dalami," ujar Dedi.
2 Korban Tewas karena Senjata Non-organik
Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Suyudi Ario Seto mengatakan, dua korban kerusuhan 21- 22 Mei 2019 tewas karena senjata nonorganik Polri, atau senjata yang bukan standar Polri.
Dua korban tersebut ialah Harun Al Rasyid yang tertembak di Slipi dan Abdul Aziz yang ditemukan di dekat Asrama Brimob, Petamburan.
"Harun Al Rasyid itu sudah dilakukan otopsi dan memang ditemukan adanya proyektil peluru, yaitu 9x17 milimeter atau 0380 automatic yang diduga ini adalah senjata dari non-organic Polri," kata Suyudi.
Dari hasil penyidikan Polres Jakarta Barat, Harun diduga terkena tembakan yang dilepaskan orang tak dikenal.
Harun diduga ditembak dari jarak 11 meter dengan arah miring dari sisi kanan.
Sementara itu, anggota Polri yang saat itu menangani unjuk rasa berada pada jarak 100 meter dari Harun.
Adapun Aziz diduga ditembak dari jarak 30 meter dari arah belakang.
Luka tembak ditemukan di punggung sebelah kiri tubuh Aziz.
Jenazah Abdul Aziz ditemukan 100 meter dari Asrama Brimob di Petamburan, Jakarta Barat pada hari pecahnya kerusuhan.
"Ditemukan proyektil di dada sebelah kiri berukuran 5,56 milimeter," ujar Suyudi.
Polri baru mendapat keterangan saksi perihal ciri-ciri terduga penembak Harun.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo mengatakan, ada saksi yang melihat penembak misterius tersebut saat melakukan aksinya.
"Ada seseorang yang tingginya sekitar 175 sentimeter, kemudian rambut panjang, kurus. Dia menembakkan dengan tangan kiri. Ini yang sedang kami dalami. Ada saksinya," ujar Dedi dalam kesempatan yang sama.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Identitas Korban Tewas Kerusuhan 21-22 Mei Beserta TKP-nya",
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul RESMI Daftar Identitas Korban Tewas Kerusuhan 22 Mei di Jakarta, Terungkap Sosok Sang Penembak