Berita Destinasi Wisata di Sulut

5 Destinasi Wisata Unik di Bolmong: Ada Mitos Ular di Pulau Tiga hingga Buaya di Jembatan Kaiya

Penulis: Arthur_Rompis
Editor: Aldi Ponge
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) memiliki banyak lokasi wisata yang layak untuk dikunjungi di akhir pekan atau saat liburan.

Di antaranya objek wisata Pulau Tiga di Desa Pasir Putih yang indah dan cantik. Namun punya pesona berbau misteri.

Berikut 5 objek wisata unik yang dihimpun tribunmanado.co.id:

1. Pulau Tiga 

Misteri Ular, Kubah VOC dan Gua Bawah Laut, Pesona Pulau Tiga (Tribun Manado/Arthur Rompis)

Objek wisata Pulau Tiga memliki legenda ular, layaknya di Tanah Lot Bali.

Ada juga kubah bertulis VOC yang konon hanya bisa dilihat oleh orang bermata tajam dan berhati mulia.

Ada pula gua di laut yang tembus ke darat.

Junadi Paputungan, tukang perahu yang biasa mengantar turis ke Pulau Tiga menyatakan, pulau yang berada di tengah dari  deretan tiga pulau tersebut punya riwayat pemunculan ular.

"Saya sendiri tak pernah lihat, tapi banyak orang pernah lihat, ular patola besar," kata dia.

Menurut dia, cerita para orang tua, pulau di tengah itu punya penjaga.

Warga yang  datang dilarang melakukan perbuatan tercela.

"Jika bikin perbuatan tercela, maka ular akan muncul memberi peringatan," kata dia.

Sejauh ini, ujar dia, tak pernah ada kecelakaan di pulau tersebut.

Beber dia, masih di pulau yang sama, terdapat sebuah kubah tua bertulis VOC.

"Jika mendaki di puncak maka akan kelihatan kubah itu, tapi tak sembarang orang bisa melihatnya, hanya yang berhati jujur yang bisa melihatnya," kata dia.

Ia mengaku tidak berani mengizinkan pengunjung untuk bermalam di pulau tengah itu.

Baca: Pernikahan Sedarah, Pria Ini Nikahi Adik Kandungnya, si Istri Kaget Setelah Lihat Video Ini

Baca: 4 Fitur WhatsApp Ini Jarang Digunakan Tapi Penting Banget, Bisa Sembunyikan Chat dari Pasangan

Baca: BREAKING NEWS! Gol Berkelas Eksel Runtukahu di Injury Time Bawa Sulut United Raih 3 Angka di Klabat

Baca: Penderita Diabetes Perlu Mengurangi Konsumsi 4 Macam Buah Enak Ini, Termasuk Nanas dan Mangga

Baca: Bangkrut Jadi Muncikari, Tipu Tuhan, Nenek 56 Tahun Ini Dicari Banyak Orang

Baca: Kisah Nenek 101 Tahun Pembuat Cobek, Hanya Dihargai Rp 1.000 dan Harus Ngutang Dulu Sama Pengepul

Dirinya takut jika pengunjung akan berulah dan berujung pada penampakan ular.

"Kalau di dua pulau lain bisa berkemah dan nginap," katanya.

Pesona lainnya, beber dia, adalah gua bawah laut .Gua itu ditemukan oleh para pengunjung.

"Mereka menyelam di laut ketemu gua yang tembus ke dalam pulau," kata dia.

Bagi dia sendiri serta warga setempat, pulau itu bak penyelamat.

Mereka bisa keluar dari kemiskinan berkat pulau itu.

"Sehari kita bisa dapat 1 juta, bisa hidup layak," kata dia.

Ia meyakini berbagai mitos ini hanyalah pelecut bagi warga dan pengunjung untuk menjaga kebersihan dan keamanan lokasi wisata.

2. Pesona Pantai Mariri

Pesona Pantai Mariri, Sunset, Pulau Atol di Tengah Laut Hingga Gua Pertapaan (artur rompis/tribun manado)

Pantai Mariri di Desa Mariri Baru, Kecamatan Poigar tak hanya indah, partai ini punya keunikan.

Pada jarak puluhan meter dari pesisir, terdapat pulau atol sepanjang puluhan meter.

Pulau kecil itu berpasir putih.

Berada di sana bak berada di pantai di tengah lautan. Sensasinya luar biasa.

Pulau tersebut memiliki pasir putih dan pasir hitam. Pasir putih dekat air. Pasir hitam agak di luar pantai.

Bagian luar pantai punya daerah yang sangat luas.

Dengan deretan pohon kelapa. Amat pas untuk dijadikan lokasi  camping.

David Olad, warga setempat menyebut keindahan utama pantai tersebut adalah sunset.

Sunset terlihat sangat indah  di pantai itu.

"Beberapa waktu lalu ada perkemahan di pantai ini, semua peserta mengagumi sunset di sini, kata mereka sangat indah, seolah matahari berubah jadi bola pingpong oranye dan jatuh  perlahan di air yang berwarna biru kemerahan," kata dia.

Mitos juga menyelubungi pantai tersebut.

Beber David, terdapat beberapa gua di pantai tersebut.

Konon, dulunya, gua itu jadi tempat bertapa para pencari ilmu.

David mengatakan, warga Desa sudah berkali kali mengajukan pantai tersebut menjadi objek wisata ke Pemkab Bolmong.

"Warga di sini sangat senang jika pantai ini dikembangkan untuk kegiatan turisme," kata dia.

3. Pulau Molosing

Pantai Molosing, Kota Lolak sangat sepi. (TRIBUNMANADO/MAICKEL KARUNDENG)

Bolmong ini memang punya banyak pulau kosong termasuk di Pulau Molosing, Lolak.

Pulau yang berjarak sekitar sekilo dari bibir pantai itu kini jadi lokasi wisata dadakan.

Salah satu yang sering berlangsung di sana adalah pra wedding.

Tak hanya warga Bolmong, banyak pengunjung dari berbagai daerah yang mengunjunginya.

Nur, seorang warga membeber, dalam sebulan bisa ada dua prawedding di sana.
"Peminat terus meningkat," kata dia.

Disebut Nur, para pengunjung yang melakukan prawedding tertarik dengan pemandangan di pulau itu.

Banyak pula terdapat spot foto di sana.

Awal pulau itu jadi lokasi wisata terjadi secara tak sengaja.

Suatu hari, cerita dia, ada seorang pria minta di antar ke pulau. Ia membawa drone.

"Kami heran mau apa dia ke sana," ceritanya.

Beberapa hari kemudian si pria balik.

Kepada Nur dan warga lainnya ia menunjukkan sebuah video. "Katanya pulau ini cantik," kata dia.

Ucapan pemuda itu jadi kenyataan. Banyak yang datang ke pulau itu. Untuk selfie atau pra wedding. Pendapatan warga
pun meningkat.

"Sehari kami bisa dapat Rp 100 hingga Rp 300 ribu, jika ada pre-wedding bisa lebih," kata dia.

Kini kata Nur warga punya dua profesi. Sebagai nelayan dan pengantar turis.

"Banyak yang berubah dari hidup kami, dulunya kami tak bisa sekolahkan anak, kini bisa," kata dia.

Mahmud warga lainnya tak menduga pulau kosong itu bakal jadi tambang uang.

Dulunya pulau itu tak begitu mendapat perhatian.

"Dulu dis ana hanya jadi tempat istirahat saja," kata dia.

4.  Wisata di Jembatan Kaiya

Jembatan Kaiya Bolmong (Maickel Karundeng)

Jembatan Kaiya di Desa Kaiya, Kabupaten Bolmong kerap menjadi tempat wisata dadakan.

Kerumunan warga sering tampak di atas jembatan itu.

Ada yang berdiri saja sambil menatap air di bawah jembatan. Ada yang selfie dengan latar sungai ongkang.

Ada pula yang berteduh di bawah pohon yang banyak ditemui di tepi jembatan.

Yang dalam perjalanan ke Bolmut atau Gorontalo memilih makan di cafe sekitar jembatan.

Letak jembatan itu memang strategis. Diantara jalan menuju Kotamobagu dan Lolak.

Pamandangannya juga indah. Banyak pohon sekelilingnya. Namun tokoh utama dalam wisata dadakan itu adalah buaya.

Buaya bisa sembarang muncul di bawah jembatan tersebut. Jika muncul, pengunjung jembatan bisa ratusan orang.

Buaya di jembatan Kaiya bukan sembarang buaya. Beda dengan buaya lainnya, buaya disini "ramah".

Tak pernah menggigit orang. Terkait ini beredar mitos yang dipercaya warga sekitar.

Konon nenek moyang warga pernah melakukan perjanjian dengan buaya.

Isinya, jika kamu membunuh manusia, maka manusia akan membunuh seluruh keturunanmu.

Beberapa warga di Kaiya dan Desa Solog bersaksi tentang jinaknya buaya itu. "Nelayan disini tak pernah digigit," kata Sahrul seorang warga.

Amdi Paputungan warga lainnya mengatakan, seorang saudaranya pernah punya pengalaman bersua buaya itu.

Saudaranya tengah berada di air saat menangkap ikan dan buaya itu lewat. "Tapi dia hanya lewat saja, padahal jarak sudah sangat dekat," kata dia.

Ungkap dia, buaya itu muncul sebulan sekali. Ia memperkirakan jumlahnya ada 5 ekor. "Seekor pernah ditangkap warga karena naik ke perkampungan," kata dia.

Adri Makalalag mengatakan, buaya itu bisa muncul kala musim kemarau.Sejumlah warga, kata dia, mempercayai jika kemunculan buaya itu merupakan sebuah pertanda.

5. Objek Wisata Paralayang di Mopuya. 

Komunitas Ditemukan Objek Wisata Paralayang, Ulfa Lapor Sekda (ISTIMEWA)

Kabupaten Bolmong kaya akan objek wisata.  Tak hanya di air dan darat. Di udara pun, Bolmong punya pesona wisata.

Yang belakangan ini baru ditemukan. Yakni objek wisata paralayang.  Lokasinya di Desa Mopuya Utara, Kecamatan Dumoga.

Komunitas Flyinggear melakukan ujicoba di tempat itu dan puas.

Ketua Komunitas Adhe Ogotan mengatakan, lokasi tersebut memenuhi syarat dan pemandangannya indah.

"Ketinggiannya 350 meter, cukup menantang, indah pemandangannya, udaranya sejuk," beber dia.

Sebut Ogotan, ada 5 pilot paralayang yang menjajal tempat itu saat diadakan uji coba. Hasilnya memuaskan."Tempat ini sudah diuji profesional," bebernya.

Adhe memperkirakan tempat itu akan jadi spot paralayang terkenal karena punya potensi besar.

Ia meminta pemerintah memperhatikan objek wisata itu. "Ini harus dikembangkan karena bisa memberi income bagi daerah," kata dia.

Beber dia, satu satunya kendala dari tempat itu, adalah akses yang lumayan berat.Menuju ke sana harus menggunakan trail. "Akses harus dipermudah," kata dia.

Berita Terkini